SOLOPOS.COM - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) berbincang dengan Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Prananda Prabowo (kanan) saat pengumuman pengurus inti PDI Perjuangan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Kongres PDIP 2015 di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

PDIP menyatakan realistis mengincar posisi cagub dalam koalisi untuk Pilkada Jabar mengingat elektabilitas kader mereka.

Solopos.com, JAKARTA — Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa koalisi antara partainya dengan Partai Golkar pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2018 belum final. Menurut Hasto, pihaknya masih melihat dinamika politik yang terjadi dengan hasil survei masyarakat Jawa Barat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Keputusan soal Pilgub Jabar belum diambil, tapi dialog-dialog intens dengan Golkar kami akui memang kami lakukan,” ujarnya, Minggu (13/8/2017). Menurutnya, pembicaraan soal pilkada itu termasuk dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Hasto mengakui bahwa kedekatan antara partai dan beliau sudah berjalan cukup lama. “Tapi apakah akan bermuara untuk ditetapkan sebagai calon Gubernur sampai saat ini belum diputuskan hinga kini,” ujar Hasto.

Lebih jauh, Hasto mengungkapkan, pihaknya masih menargetkan posisi gubernur untuk Pilkada Jabar 2018. Akan tetapi, PDIP juga akan realistis melihat kekuatan mesin partai yang ada.

“Tentu saja dalam perspektif yang ideal kami menargetkan posisi gubernur karena kami bisa maju sendiri. Tapi harapan dan keinginan politik kami dibatasi oleh kehendak rakyat. Ketika kami mensurvei kader-kader kami dalam elektabilitas dan kami dorong untuk menang itu, ternyata dari sisi elektabilitas mengharuskan kami bekerja sama dengan kekuatan partai politik lain,” ujarnya.

Dengan demikian, PDIP akan membicarakan posisi terbaik apakah sebagai cagub atau cawagub nantinya. Dalam survei Indo Barometer Maret 2017 lalu, elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat 2018 mencapai 22 persen atau di posisi pertama.

Berikutnya, ada nama Deddy Mizwar (14,1%), politikus PAN Dede Yusuf (11,8%), Dedi Mulyadi (7,3%), dan Rieke Diah Pitaloka (2,4%). “Sisanya adalah responden yang belum menjawab 34,6%,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, di Bandung, Kamis (23/3/2017).

Indo Barometer sebelum telah melakukan survei di Provinsi Jawa Barat dengan tajuk Permasalahan Jawa Barat dan Peluang Calon Gubernur 2018 yang dilaksanakan pada 27 Februari-7 Maret 2017. Jumlah responden sebanyak 800 orang serta margin of error kurang lebih 3,45%, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya