SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Divonis terinveksi HIV/AIDS bukan akhir dari segalanya. Salah satunya yang dialami Rani (bukan nama sebenarnya).

Divonis terinfeksi virus mematikan tersebut pada 2008 silam, hingga kini Rani masih menjalani kehidupannya dengan normal. Bahkan perempuan mungil tersebut punya dua anak yang sehat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mungkin hampir semua orang membayangkan, perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS, anak yang dilahirkanya akan bernasib serupa. Seumur hidup diteror virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh tersebut. Tapi tidak demikian yang dialami dua anak Rani dan puluhan bayi di Jogja yang telah terselamatkan dari infeksi HIV/AIDS.

Kepada Harian Jogja, Rabu (28/3), seusai menyantap makan siang di sebuah resto di daerah Keparakan, Kompleks Purawasita Jogja Rani, 31 dengan semangat menceritakan bagaimana anak pertamanya selamat dari HIV/AIDS dan perjuanganya menyelamatkan hidupnya serta anak ke duanya.

Saat itu 2008, tiba-tiba dirinya terkena penyakit kulit mirip herpes. Almarhum suaminya yang merupakan pengguna narkoba suntik curiga, sang isteri terjangkit HIV/AIDS. Saat itu juga Rani, suami serta anaknya yang sudah berusia 1,5 tahun memeriksakan diri ke dokter. Ia dan suaminya positif dinyatakan terinveksi HIV, sedangkan putranya negatif. “Sebelumnya suami saya juga enggak tahu kalau dia terinfeksi namun curiga juga jangan-jangan kena karena pengguna narkoba suntik, shock juga waktu itu,” kenang Rani.

Rani menduga anak pertamanya kemungkinan tidak terinfeksi karena dirinya punya daya tahan tubuh yang baik, sehingga meski berhubungan intim dengan suaminya yang terkena HIV/AIDS, janinnya dapat terbebas. Namun sejak divonis dokter, dan masyarakat setempat mulai tahu kondisinya, Rani sekeluarga sempat mengalami diskriminasi sosial lantaran tak banyak warga yang tahu bahwa penularan HIV/AIDS tak terjadi sembarangan.

Sejak saat itupula ia rutin mengikuti terapi pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif. Setiap hari ia harus meminum obat Antiretroviral (ARV) yang dapat menghambat HIV. Meski tak menyembuhkan, ARV yang didapat gratis dari rumah sakit tersebut sangat membantu daya tahan tubuhnya.

Hingga akhirnya ia hamil anak kedua yang dilahirkan awal tahun lalu. Rani harus rutin mengonsumsi ARV dua kali sehari. “Kalau saya sendiri mengonsumsinya seumur hidup, sebulan habis dua botol. Rasanya kalau sudah minum itu segar. Bayi saya yang kedua minumnya cuma sejak pertama lahir sampai enam minggu pertama,” ujarnya.

Kendati demikian Rani masih harus menunggu enam bulan lagi untuk mengetahui apakah anak keduanya terinfeksi HIV atau tidak, sebab baru dapat diketahui setelah bayi berumur delapan belas bulan. Namun ia yakin anaknya dapat bebas dari infeksi seperti puluhan bayi lainnya yang berhasil diselamatkan dengan terapi tersebut. Bahkan menurutnya, sejak anak keduanya lahir hingga hingga kini menunjukkan kondisi normal dan sehat seperti bayi lainnya.

Namun sayang, suami Rani tak seberuntung dirinya dan anak-anaknya. 10 bulan lalu lelaki bernama Tiko tersebut menghembuskan nafas terakhir akibat virus yang menggerogoti tubuhnya. Tiko memang tak setelaten Rani yang rajin mengonsumsi ARV dan menerapkan pola hidup sehat. Mantan pecandu narkoba itu masih ketergantungan konsumsi rokok.

Rani sendiri mengaku sejauh ini hidup normal dengan menjalankan pola hidup sehat. Bahkan dia mengaku tak pernah sakit. Sejak menjanda ia aktif berorganisasi di Jaringan Orang Terinfeksi HIV/AIDS Indonesia (JOTI). “Kuncinya jangan sakit, sampai sekarang biasa saja hidup saya normal enggak pernah merasakan sakit, memang awalnya sempat lemah tapi sekarang enggak,” katanya yakin.

Koordinator Tim Prevention Mother To Child Transmition (PMTCT) dari RS Sardjito, Dyah Rumekti menyebutkan, sudah puluhan bayi yang terselamatkan berkat terapi konsumsi ARV. Data 2006 hingga 2010 menunjukkan 30 bayi yang dilahirkan ibu terinveksi HIV/AIDS lahir dengan virus negatif. “Untuk 2011 ada 14 yang terinveksi tapi belum diketahui karena menunggu sampai 18 bulan setelah bayi lahir,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya