SOLOPOS.COM - Ilustrasi: SItuasi di Terminal Giwangan, Kota Jogja. (Harianjogja.com)

Solopos.com, JOGJA -- Kepala UPT Terminal Giwangan Jogja, Bekti Zunanta, mengatakan pihaknya membuka opsi untuk menolak kedatangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Ini menindaklanjuti kebijakan pemerintah yang melarang mudik pada 6-17 Mei mendatang.

Meski pihak terminal belum menerima petunjuk teknis dari Kementerian Perhubungan, kebijakan menolak bus AKAP itu sama seperti pelarangan mudik tahun lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Kalau ada larangan kan pasti bus tidak operasional yang AKAP. Itu semua nanti tidak boleh masuk di terminal," ujarnya, Kamis (15/4/2021).

Bekti menyebut di masa pandemi seperti sekarang, bus AKAP yang beroperasi di terminal hanya 300 sampai 400 unit. Jumlah penumpang yang diangkut pun masih jauh dibandingkan dengan kondisi normal. "Paling 25% dari masa normal," katanya.

Baca Juga: Lahan 85 Hektare di Bandara YIA Bakal Jadi Airport City

Sejauh ini, pihaknya belum melihat adanya fenomena pemudik pulang kampung lebih awal sebelum 6 Mei. Hal itu disebabkan pemudik yang masuk ke wilayah Jogja biasanya cenderung berasal dari daerah luar Kota Jogja seperti Wonosari (Bantul) maupun Kulonprogo . "Jogja itu enggak ada yang demikian sepertinya, karena biasanya kan dia tujuannya tidak ke Jogj. Biasanya di daerah misal Wonosari dan lain-lain di luar Jogja," kata Bekti.

Curi Start

Meski demikian, dia berpendapat bahwa bakal tetap ada pemudik yang curi start dengan pulang kampung sebelum di tanggal 6 Mei. Hanya, jumlahnya diprediksi tidak akan signifikan dan penambahan penumpang diprediksi hanya satu sampai satu setengah persen. "Kalau di masa pandemi kan biasa bus AKAP itu angkut penumpang paling banyak 10-15 orang. Paling nanti naiknya sedikit saja dari itu," ungkapnya.

Di sisi lain, dengan adanya larangan mudik, otomatis bus di Terminal Giwangan dimungkinkan hanya akan melayani penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).

Baca Juga: Waduh, Penyebaran Covid-19 di Sleman Masih Tinggi, Hampir Semua Kapenawon Zona Merah

Terpisah, Kepala Dishub Kota Jogja, Agus Arif Nugroho, pihaknya akan melakukan penyekatan di sejumlah lokasi. Jika diperlukan, ia juga akan mengerahkan petugas untuk mengawasi jalur-jalur tikus yang sekiranya dilalui oleh pemudik.

"Biasanya pemudik kan masuk DIY masih harus lewat kabupaten lain dulu. Di sana juga sudah disekat. Tapi intinya kami tetap siap dengan kebijakan larangan mudik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya