SOLOPOS.COM - Ilustrasi babi. (Reuters)

Solopos.com, KARANGANYAR - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar buka suara terkait konflik bau kotoran babi di Desa Nangsri, Kebakkramat. Seharusnya masalah itu bisa diatasi oleh mantri ternak.

Kepala Bidang Peternakan Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Heri Sulistyo, menyampaikan bau tak sedap yang berasal dari kandang babi bisa diatasi dengan adanya mantri ternak. Nantinya, mantri akan mengarahkan pakan yang tepat agar kotoran tidak terlalu bau.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Ahli Waris Jenazah Pasien Covid-19 Wonogiri Tagih Santunan Kematian

"Mantri ternak akan saya latih. Ada solusi [soal bau kotoran ternak]. Kuncinya di pakan ternak. Kalau pakan ternak difermentasi dengan mikroba baik maka kotoran enggak akan bau. Itu menjadi pencegahan awal. Ternak sehat," kata Heri saat berbincang dengan wartawan, Jumat (19/2/2021).

Jumlah Mantri Minim

Sayangnya, strategi itu juga terkendala karena jumlah mantri ternak di Kabupaten Karanganyar tidak sebanding dengan wilayah yang harus ditangani. Heri menyampaikan akan mengumpulkan seluruh mantri ternak di Kabupaten Karanganyar. Salah satu pertimbangan adalah agar kasus serupa tidak terlalu banyak berulang.

"Saya hanya punya sepuluh mantri ternak. Padahal di Kabupaten Karanganyar ada 17 mantri ternak. Kami koordinasi dengan mantri ternak. Kalau soal ternak babi di Karanganyar ini ada tetapi beberapa sudah mulai tutup," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Dukuh Kauman, RT 002/RW 010, Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat meminta kandang babi di wilayahnya ditutup. Hal itu karena bau dari kotoran babi yang mengganggu warga.

Baca Juga: Indonesia Buka Peluang Penggunaan Semua Vaksin Covid-19, Termasuk Buatan Dalam Negeri

Warga dan pemilik kandang babi pun sudah melakukan mediasi di Baial Desa Nangsri, Jumat. Hasilnya, pemilik kandang babi sepakat untuk menutup peternakannya. Namun, pemilik diberi tenggat waktu hingga tujuh bulan sembari menunggu panen.

"Selama jangka waktu tujuh bulan itu sudah bersih [kandang dan ternak]. Sudah enggak ternak lagi di situ. Pemilik kandang nglenggana, sudah komitmen mau dibersihkan. Mereka minta waktu itu sambil nunggu panen agar bisa dijual. Setidaknya mereka enggak rugi," ujar Kepala Desa Nangsri, Wiyana saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya