Terimbas Libur Lebaran, Omzet Pedagang Musiman Bendera Turun 400%

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pedagang kaki lima yang menjual bendera Merah Putih di seputar Kota Wates mengalami penurunan omzet hingga 400%. Kondisi perekonomian masyarakat pascalebaran disinyalir menjadi penyebab utama menurunnya penjualan bendera.

Ade Zakaria, 42, penjual musiman bendera Merah Putih di Jalan Sudibyo Wates, menyebutkan, tahun lalu dapat menjual 40 helai bendera per hari. Namun, kali ini tidak lebih dari 10 lembar bendera per hari.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

“Dapat menjual 10 bendera per hari saja sudah bagus kalau saat ini, beberapa hari saya juga pernah hanya menjual tiga atau empat bendera saja per hari,” ungkapnya kepada Harianjogja.com, Minggu (3/8/2014).

Penjual musiman ini mengaku hal serupa juga dirasakan oleh teman-temannya sesama penjual bendera merah putih di Wates. Dijelaskannya, sehelai bendera berukuran 60×120 sentimeter dijualnya dengan harga Rp20.000 dan bendera menyerupai umbul-umbul dijual seharga Rp50.000.  Dengan pendapatan tak lebih dari Rp200.000 per hari, uang tersebut hanya cukup digunakan untuk makan sehari-hari.

Ade menilai penurunan omzet disebabkan orang-orang baru saja merayakan Lebaran sehingga tidak berpikir untuk membeli bendera Merah Putih baru yang dipasang saat peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus mendatang.

“Atau bisa juga orang-orang yang tahun lalu sudah membeli bendera baru dan merasa belum perlu mengganti bendera baru,” imbuh dia.

Sumarni, 40, salah satu pembeli yang berdomisili di Wates, mengatakan, bendera merah putih miliknya sudah pudar warnanya sehingga harus diganti yang baru. Diakuinya, tidak harus setahun sekali membeli bendera baru.

“Tergantung, kalau sudah jelek ya beli baru kan malu juga masang bendera kumal,” ujarnya. Ia juga menuturkan, terakhir kali membeli bendera tiga tahun lalu.