SOLOPOS.COM - Ilustrasi mata uang kripto bitcoin.

Solopos.com, JAKARTA – Pasar kripto anjlok melanjutkan pelemahan yang lebih dalam setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan level tertinggi baru dalam 40 tahun.

Berdasarkan data Coinmarketcap, Senin (13/6/2022) pada 5.40 WIB, harga Bitcoin melemah 5,10 persen dalam 24 jam terakhir sehingga membuat BTC parkir di level US$27.192,85.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, Ethereum juga anjlok 5,20 persen ke US$1.467,17. Adapun BTC dan ETH masing-masing telah turun 9,20 persen dan 18,96 persen dalam 7 hari ini terakhir.

Trading, Ini Kata Tokocrypto Mengutip Bloomberg, sebelumnya hampir semua token teratas turun pada Minggu (12/6/2022) waktu setempat.

Ether turun sebanyak 6,4 persen menjadi US$1.424,40, level terendah sejak Maret 2021, sementara Bitcoin turun ke level US$26.876,51, terendah sejak 12 Mei 2022.

Baca Juga: Diguyur Rp1,6 Triliun, Ini Langkah Aplikasi Kripto Pintu Selanjutnya

Data inflasi AS yang dirilis Jumat (10/6/2022) melampaui ekspektasi, mematahkan harapan bahwa kenaikan harga mungkin telah mencapai puncaknya. Pasar saham merosot sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun naik ke level tertinggi sejak 2008.

Bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah menderita dalam beberapa bulan terakhir karena Federal Reserve menaikkan suku bunga dan pembuat kebijakan global meningkatkan upaya untuk memerangi kenaikan harga, belum lagi aset berisiko seperti saham teknologi ikut anjlok.

“Data inflasi membantu memicu downward dan sangat mungkin kita melihat penurunan ini berlanjut ke minggu depan terutama dengan pertemuan FOMC yang akan datang,” kata Vijay Ayyar, wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di platform kripto Luno.

Ayyar menyatakan jika melihat pasar bearish sebelumnya, Bitcoin telah turun sekitar 80 persen-plus secara normal, dengan altcoin biasanya melakukan 90 persen-plus.

Baca Juga: Uang Kripto dan NFT Anjlok, Ini Saran Analis untuk Investor

“Jika itu tetap terjadi, kita bisa melihat harga Bitcoin yang jauh lebih rendah selama satu atau dua bulan ke depan,” jelasnya.

Beberapa analis mengatakan bahwa jika Bitcoin turun hingga ke bawah level atas US$20.000, maka kemungkinan harganya turun dengan cepat, dengan level seperti rata-rata pergerakan 200 pekan terakhir mendekati US$22.000 dan atau bahkan ke level 2017 di US$19.511.

Menurut data Coinglass, total likuidasi kripto jangka panjang berada di atas US$100 juta untuk hari ketiga berturut-turut pada Minggu, setelah US$258 juta pada Jumat dan US$290 juta pada Sabtu.

Indeks MVIS CryptoCompare Digital Assets 100, ukuran kapitalisasi pasar yang melacak kinerja 100 token terbesar, turun ke level terendah sejak Januari 2021.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Crypto Crash! Bitcoin dan Ethereum Ambruk Terguncang Inflasi AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya