SOLOPOS.COM - Patok proyek jalan tol Solo-Jogja terpasang di tepi persawahan wilayah Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Kamis (30/7). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sawah lestari seluas 375 hektare di Klaten dipastikan bakal terdampak jalan tol Solo-Jogja. Meski demikian, Pemkab Klaten optimistis penguragan tersebut tak akan berdampak ke ketahanan pangan di Klaten sebagai lumbung beras nasional. Pemkab Klaten juga yakin dapat mencapai surplus beras minimal 141.000 ton di tahun 2021.

Sebagaimana diketahui, tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja sudah mulai bekerja di Kabupaten Bersinar, dalam beberapa bulan terakhir. Tim pembebasan lahan sudah mulai memberikan nominal uang ganti rugi (UGR) senilai Rp316,7 miliar di enam desa di Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga yang sudah mulai menerima pembayaran ganti rugi, seperti Sidoharjo (Polanharjo), Kahuman (Polanharjo), Polan (Polanharjo), Kapungan (Polanharjo), Mendak (Delanggu), dan Sidomulyo (Delanggu).

Baca juga: Asale Dukuh Jagoan di Ngawen Klaten: Warga Sekampung Pelihara Jago

Hingga sekarang, panitia pembebasan lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja sudah menginventarisasi 1.227 bidang di 14 desa di Klaten. Nantinya, luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi.

Tanah tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

"Luas sawah lestari yang terdampak jalan tol Solo-Jogja di Klaten mencapai 375 hektare. Angka itu relatif kecil, sekitar 0,5 persen dari total luas tanam di Klaten dalam satu tahunnya, yakni 70.000 hektare [sedangkan luas sawah lestari di Klaten berkisar 31.000 hektare]. Dengan angka seperti itu, ketersediaan pangan di Klaten tak akan berpengaruh," kata Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, saat ditemui Solopos.com, di Gudang Bulog Banaran, Delanggu, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Sawah Warisan Terdampak Tol Solo Jogja, Buruh Pabrik di Klaten Malah Jadi Miliarder

Target Surplus Beras

Widiyanti mengatakan Klaten mematok target dapat mencapai surplus beras hingga 141.000 ton. Jumlah tersebut setara dengan pencapaian hasil surplus beras di Klaten di tahun 2020.

"Konsumsi beras di Klaten setiap bulannya berkisar 10.545 ton," katanya.

Widiyanti mengatakan hal yang akan menjadi konsentrasi DPKPP Klaten terkait dampak jalan tol Solo-Jogja, yakni memikirkan masa depan petani terdampak tol Solo-Jogja. Nantinya, DPKPP Klaten akan mendata petani terdampak tol Solo-Jogja.

"Para petani terdampak itu setelah ada jalan tol Solo-Jogja apakah akan bertahan menjadi petani atau bekerja di bidang lainnya. Tentunya, kami akan melakukan pembinaan terkait hal tersebut," katanya.

Baca juga: Bak Stonehenge di Inggris, Ratusan Menhir Berjajar di Persawahan Matesih Karanganyar

Sebelumnya, Camat Polanharjo, Joko Handoyo, mengatakan lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di daerahnya mencapai 730 bidang. Sebagian lahan terdampak tersebut merupakan persawahan.

"Terkait dengan pertanian, yang terpenting pengairan pertanian tak boleh tertutup dengan adanya jalan tol Solo-Jogja. Kami sudah menyampaikan hal tersebut ke panitia jalan tol Solo-Jogja. Itu menjadi harapan para petani semuanya di Polanharjo," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya