SOLOPOS.COM - Ilustrasi wanita menggunakan kosmetik. (Beautyhead.com)

Solopos.com, JAKARTA — Perusahaan kosmetik belakangan menjadi sorotan lantaran penggunaan kata yang mempresepsikan rasisme, seperti fair, whitening, dan lightening.

Tiga kata yang dimaknai “mencerahkan” itu menjadi sorotan. Kini sejumlah perusahaan kosmetik mempertimbangkan menghapus kata tersebut dalam produk jualan mereka. Beberapa perusahaan dunia yang mengambil sikap itu antara lain L’Oréal, Unilever, dan Johnson & Johnson.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di antara perusahaan dunia itu ada yang memilik basis produksi di Indonesia, seperti Unilever. Lantas bagaimana kabar emiten perusahaan kosmetik di Tanah Air?

Sepeda Bakal Kena Pajak? Ini Penjelasan Kemenhub

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat setidaknya ada empat besar perusahaan kosmetik yang listing di pasar saham Indonesia. Empat perusahaan itu adalah PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Kino Indonesia (KINO), PT Martina Berto (MBTO), dan PT Mustika Ratu (MRAT).

UNVR memiliki beberapa merek produk kosmetik atau skincare, seperti Dove, Suave, St. Ives, dan Vaseline. Nilai saham UNVR tercatat paling tinggi dibandingkan tiga perusahaan kosmetik lainnya.

Pada perdagangan Selasa (30/6/2020), saham emiten ini diperdagangan senilai Rp7.925 per lembar di akhir sesi I. Selama isu rasisme berkembang dan merembet pada bisnis kosmetik, saham UNVR tercatat menurun.

10 Berita Terpopuler: Pisang Boyolali Go Internasional

Dibandingkan sepekan lalu atau pada 24 Juni 2020, saham UNVR terkoreksi dari harga Rp8.050 per lembar. Artinya, saham perusahaan kosmetik dan aneka kebutuhan personal itu turun 1,5% atau 125 poin.

Semenatara itu, PT Kino Indonesia Tbk. memiliki sembilan anak perusahan dengan 32 merek. Di antaranya adalah merek produk kosmetik Ristra. Emiten dengan kode saham KINO ini memiliki lingkup bisnis personal care, beverages, makanan, makanan hewan, dan farmasi,

Saham KINO diperdagangkan pada level Rp3.430 per lembar pada perdagangan saham Selasa. Di tengah isu rasisme yang merembet ke sektor kosmetik, saham perusahaan kosmetik itu justru tercatat naik dibandingkan posisi 24 Juni 2020 senilai Rp3.410. Dengan kata lain, saham KINO naik 20 poin selama sepekan.

Terduga Pembakar Mobil Via Vallen Sudah Ditangkap Polisi

Nilai Saham Tak Banyak Berubah

Selanjutnya saham Martina Berto (MBTO) yang dikenal dengan brand Sariayu Martha Tilaar, Mirabella, Biokos, dan Cempaka. Perusahaan ini termasuk emiten dengan nilai saham rendah yakni hanya Rp63 per lembar. Saham MBTO turun 7 poin dibandingkan nilainya pada 24 Juni lalu yang tercatat Rp70 per lembar saham.

Terakhir, saham Mustika Ratu atau MRAT yang dikenal dengan produk kosmetik dan herbal seperti minyak zaitun, lulur kocok, slimming tea, dan slimming gel. Saham MRAT pada Selasa bernilai sama dengan sepekan lalu, yakni tetap Rp126 per lembar.

Mahasiswa UNS Solo Bagikan Hand Sanitizer Injak untuk Tempat Ibadah

Selama sepekan saham perusahaan kosmetik ini bergerak di rentang Rp121 hingga Rp130 per lembar saham. Merujuk uraian tersebut, tampaknya isu rasisme yang melanda perusahaan kosmetik dunia tak terlalu berdampak di Tanah Air, kecuali untuk perusahaan yang terkait langsung seperti UNVR.

Meski demikian, isu itu memberi prespektif baru bagaimana perusahaan kosmetik mengiklankan produk mereka. “Kami berkomitmen pada portofolio perawatan kulit yang mencakup semua warna kulit, merayakan keragaman kecantikan,” demikian kata Unilever dalam unggahannya di Twitter seperti dikutip Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya