SOLOPOS.COM - Infografis Jaga Jarak (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Situasi pandemi Covid-19 yang merebak selama hampir dua tahun ini membawa begitu banyak perubahan pada tatanan kehidupan manusia. Agaknya semua orang saat ini sudah terbiasa menjaga jarak fisik, khususnya dengan orang asing.

Kebiasaan menjaga jarak ini awalnya sangat sulit diterapkan, khususnya bagi Henny, warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Wanita berusia 61 tahun itu terbiasa bersosialisasi dengan siapapun orang yang dijumpainya. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, kesadarannya tentang menerapkan protokol kesehatan meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia tak segan menegur seorang pasien yang mengantre di Puskesmas Jaten II saat duduk tepat di sebelahnya. Padahal kursi tersebut sudah diberi tanda silang yang artinya tidak boleh diduduki untuk menjaga jarak antar-orang.

Baca juga: Lokasinya Dekat, Sirkuit Ngawi Siap Dongkrak Balapan di Solo

“Eh ibu enggak boleh dekat-dekat duduknya, nanti Covid,” katanya kepada seorang wanita tua yang duduk tiba-tiba duduk di sebelahnya di ruang tunggu Puskesmas Jaten II pada Selasa (28/9/2021).

Mendengar teguran tersebut, si wanita itu pun beranjak dari kursi dan meminta maaf. Hal semacam itu sangat umum dilakukan Henny saat berada di keramaian. Ibu dua anak itu pun selalu memakai masker setiap pergi ke luar rumah, meskipun hanya untuk berbelanja di penjual sayur keliling.

Henny sadar betul bahwa virus corona bisa menginfeksi siapa pun. Beberapa temannya pun ada yang sudah meninggal karena infeksi virus corona.

“Sekarang ini yang paling penting adalah menjaga keselamatan diri. Disiplin pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak itu yang utama,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com.

Baca juga: Perjalanan Makin Longgar, Angkutan Darat Sudah Siap dengan Protokol Kesehatan Belum?

Kebiasaannya menerapkan protokol kesehatan juga ditularkan kepada para tetangga sekitar yang mayoritas kelompok manula. Dia sadar betul kondisi manula dengan berbagai keluhan kesehatan tentu sangat rentan mengalami risiko buruk jika terinfeksi virus corona.

“Pakai masker itu awalnya ya sumpek. Tapi lama-lama biasa. Toh saya enggak sering main ke mana-mana. Cuma belanja saja di depan, kadang ada ibu-ibu yang enggak pakai masker ya diingatkan. Semuanya demi keselamatan bersama,” sambung dia.

Sebagai manula, Henny termasuk dalam kelompok prioritas vaksinasi di Desa Ngringo. Dia pun telah mengikuti vaksinasi pada Mei dan Juni 2021.

Baca juga: Penyintas Covid-19 Gejala Ringan Bisa Disuntik Vaksin, Ini Syaratnya

Meskipun demikian, Henny sadar bahwa vaksin tidak menjamin tubuhnya kebal terhadap virus corona. Oleh sebab itulah dia terus berusaha menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.

“Kalau bukan diri sendiri ya siapa lagi yang bisa melindungi tubuh ini. Prinsipnya saya enggak mau menyusahkan orang lain. Menerapkan protokol kesehatan ini kan ikhtiar diri, ya sudah dilakukan saja dengan harapan selalu sehat,” sambung dia.

Selama wabah Covid-19 merebak selama hampir dua tahun, Henny sama sekali tidak mengalami keluhan penyakit apapun. Sampai saat ini dia rutin berobat ke dokter untuk mengontrol tensinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya