SOLOPOS.COM - Bupati, Wabup, dan Sekda menebar ikan nila di Embung Pungkruk, Desa Ngepringan, Jenar, Sragen, Sabtu (10/4/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Embung Pungkruk seluas 10 hektare terletak 150 meter dari Dukuh Pungkruk, Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Sragen. Jalan di Pungkruk cukup baik terbuat dari cor beton tapi akses menuju ke Embung Pungkruk masih berbatu bercampur dengan tanah liat yang membuat jalan menjadi licin.

Pada Sabtu (10/4/2021), dukuh itu kedatangan rombongan pengendara motor dari kalangan para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen yang akan melihat Embung Pungkruk buatan 2005 dan tidak pernah mengering sepanjang tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para pejabat itu berjalan kaki menelusuri jalan berbatu dan bercampur tanah liat itu selebar dua meter. Alas sepatu kulit milik Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen Tugiyono sampai mengelupas. Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati pun berjalan pelan dengan dibantu ajudan saat melewati jalan menurun.

Baca juga: Ekspedisi KRL Solo Jogja: Piknik ke Sangiran Naik Transjateng, Gayeng Lur!

Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di Embung Pungkruk yang dikelilingi perkebunan tebu dan jagung.

Wakil Bupati Dedy Endriyatno ingat betul dana aspirasinya senilai Rp250 juta pada 2020 pernah diberikan untuk pengolahan air (water treatment) di Embung Pungkruk.

Ia melihat instalasi pengolahan air yang dibuat oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) dengan jaringan pipa sampai ke warga Dukuh Pungkruk.  Saat musim kemarau tiba, 200 keluarga di Pungkruk pun tak lagi khawatir kekurangan air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Kisah Batu Gamelan dan Mbah Balak, Cikal Bakal Kampung Karang Sragen

Para pejabat lainnya menikmati indahnya embung itu. Embung dengan air yang jernih itu memiliki latar belakang perbukitan yang hijau dengan tanaman jagung dan tebu. Tiga unit perahu karet sudah stand by di pinggir embung. Puluhan kantong plastik berisi ikan jenis nila berukuran panjang 5-10 cm sudah disiapkan di pinggir waduk.

Menuruni Dermaga Darurat

Seusai menanam bibit pohon flamboyan dan jambu air, Bupati Yuni dan Wakil Bupati Dedy menuruni dermaga darurat terbuat dari bambu. Rompi pelampung pun dikenakan. Mereka pun menaiki perahu karet bersama pejabat lainnya.

Mereka berkeliling embung dengan perahu karet. Mereka melihat para warga yang masih sibuk menanam bibit tanaman keras di sekliling embung.

Baca juga: Begini Cara Sragen Dorong Akselerasi Digitalisasi Ekonomi

Sebanyak 2.640 batang bibit pohon ditanam serentak pada hari itu. Penanaman pohon itu menjadi sebuah gerakan penghijauan dalam peringatan Hari Air Sedunia yang diinisiasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen.

Sementara itu, setibanya di tengah-tengah Embung Pungkruk, Yuni, Dedy, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag mengambil kantong plastik berisi bibit ikan dan kemudian menaburkan ke embung itu. Total ada 6.000 ekor bibit ikan nila yang ditabur ke embung.

Disusul rombongan Asisten III Setda Sragen Simon Nugroho juga menabur ikan bersama ke dalam embung. Setelah semua tertabur ke embung, mereka kemudian melanjutkan berkeliling embung dan kembali ke tepian.

“Hari ini lengkap. Motoran bersama, menelusuri jalan licin, dan naik perahu,” ujar Yuni setelah melepas lelah di Warung Makan Endang, Ngrampal, Sragen.

Baca juga: Walah! Cincin Kawin Tak Bisa Dilepas, Ibu Muda Sragen Dilarikan ke Satpol PP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya