SOLOPOS.COM - Tenda darurat BNPB di halaman RSUD dr Moewardi Solo, Jumat (25/6/2021). (istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Tenda darurat BNPB di halaman RSUD dr Moewardi Solo yang belum lama ini didirikan kini penuh penuh pasien Covid-19 yang antre mendapatkan ruang isolasi.

RSUD dr Moewardi Solo dalam sepekan terakhir kebanjiran pasien Covid-19 rujukan dari Soloraya dan sekitarnya. Setiap hari belasan pasien konfirmasi positif corona dikirim untuk menerima perawatan lanjutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mendirikan tenda darurat di halaman gedung RSUD tersebut. Salah satu dari dua tenda itu digunakan untuk menampung sementara pasien rujukan.

Baca Juga: Eks Wali Kota Solo Rudy Terpapar Covid-19, Salah Satu Anaknya Juga Positif

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi, mengatakan kondisi ruang isolasi maupun ICU Covid-19 dengan 320-an unit bed penuh. Mereka yang telanjur dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo tak dapat ditolak dan terpaksa harus dirawat sementara di tenda darurat.

“Sebelum dibawa ke ruang isolasi, mereka kan harus screening dahulu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Covid-19. IGD juga masih mengantre ruang yang kosong dulu. Makanya pasien rujukan untuk sementara di tenda darurat. Kami enggak akan menolak pasien, jadi mereka antre masuk. Tapi terkendali kok, enggak sampai keluar tenda,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (25/6/2021).

Satu Tenda Untuk Screening Awal

Cahyono mengatakan semula RSUD dr Moewardi Solo hanya mendirikan satu tenda darurat, kemudian ditambah satu lagi. Tenda satunya digunakan untuk mengambil sampel swab pasien Covid-19 sebagai screening awal.

Baca Juga: Catat! Ini Nomor Telepon RS Rujukan Covid-19 di Solo

Biasanya, pasien mengantre selama satu hari di tenda darurat itu untuk kemudian dipindahkan ke ruang isolasi. “Cepat, kok. Semuanya terakomodasi, terkendali. Kalau pasien rawat inap Covid-19 itu kondisinya sudah baik, gejalanya sudah ringan, kami pulangkan. Enggak seperti dulu yang lama-lama. Kemudian yang menunggu di tenda, kondisinya juga tidak berat,” jelasnya.

Cahyono mengatakan ada rencana menambah kapasitas ruang isolasi dan ICU menjadi 400-an unit dalam 3-4 hari ke depan. Proses itu membutuhkan waktu lantaran harus menyiapkan ruangan dan tenaga kesehatannya. Sambil menunggu semua siap, pasien yang antre ruangan dirawat dulu di tenda depan RSUD dr Moewardi Solo.

Kebutuhan Oksigen

Ihwal kebutuhan oksigen, ia mengakui ada peningkatan namun tetap terpenuhi. Supplier oksigen berkomitmen terus menyuplai RSDM tanpa putus. “Harapannya, enggak sampai terputus dan tercukupi. Semoga kondisinya membaik,” tandas Cahyono.

Baca Juga: 1.001 Warga Solo Terkonfirmasi Positif Covid-19 Dalam 2 Pekan, 33 Orang Meninggal

Sebelumnya, Wali Kota Solo, GIbran Rakabuming Raka, mengatakan tak ada penolakan pasien Covid-19. Namun tingkat keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 memang tinggi. “Kadang ada pasien yang gejalanya sudah berat, tapi diantar keluarganya pakai mobil pribadi itu kan enggak boleh,” ucapnya.

Kedatangan pasien yang diantar keluarganya ini kerap tanpa pemberitahuan sebelumnya sehingga RS rujukan kewalahan. “Seharusnya diinput masuk aplikasi dulu sehingga bisa diantisipasi. Yang jelas, Solo tidak pernah menolak pasien dari luar. Asal sesuai prosedur, kami akan mencarikan ruang kosong,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya