SOLOPOS.COM - Unsur Forkopimda Sukoharjo mengunjungi Pustu Nguter di Desa Celep, Nguter, yang difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat (isoter), Senin (14/2/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tempat isolasi terpusat atau isoter yang disiapkan Pemkab Sukoharjo untuk pasien Covid-19 bergejala ringan atau tanpa gejala di Puskesmas Pembantu (Pustu) Nguter, Desa Celep, Nguter, masih sepi.

Kendati begitu, bukan berarti ada situasi Covid-19 Sukoharjo sudah melandai. Sepinya isoter dikarenakan warga terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan lebih memilih isolasi mandiri di rumah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemkab Sukoharjo menyiapkan Pustu Nguter di Desa Celep sebagai tempat isoter masyarakat yang terpapar Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan. Tempat isoter di Pustu Nguter mulai beroperasi sejak pertengahan Februari lalu.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Sukoharjo Terus Naik Didominasi Transmisi Keluarga

Namun, hingga awal Maret, jumlah pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang menjalani isolasi di tempat isoter di Sukoharjo itu bisa dihitung jari. Padahal, penambahan kasus Covid-19 di Sukoharjo cukup signifikan setiap harinya.

Kasus harian Covid-19 bertambah di atas 100 orang setiap hari. Jumlah pasien positif aktif per 2 Maret mencapai 1.840 orang. Sebagian besar pasien positif tanpa gejala dan didominasi klaster keluarga.

 

Kepala Puskesmas Nguter, Sugeng Purnomo, mengatakan jumlah pasien positif tanpa gejala yang menjalani isolasi di Pustu Nguter, Desa Celep, per 3 Maret hanya satu orang. Pasien positif yang menjalani isolasi di tempat isoter itu berasal dari wilayah Kecamatan Kartasura.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Sukoharjo Melonjak, Tempat Isoter akan Diaktifkan Lagi

“Jumlah pasien positif di tempat isoter paling satu-dua orang. Itu pun bukan berasal dari wilayah terdekat seperti Kecamatan Sukoharjo, Nguter, atau Bendosari melainkan Kartasura. Jadi memang cukup sedikit, pasien positif yang menjalani isolasi di Pustu Nguter di Desa Celep,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (3/3/2022).

Menurut Sugeng, mayoritas pasien positif tanpa gejala memilih menjalani isolasi mandiri di rumah. Mereka enggan menjalani isolasi di tempat isoter lantaran faktor kenyamanan. Mereka lebih nyaman menjalani isolasi di rumah hingga dinyatakan sembuh.

Selain itu, sebagian besar masyarakat telah menerima dua dosis vaksin. Bahkan, ada juga masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis ketiga atau booster.

Klaster Keluarga

“Masyarakat menganggap sistem imunitas tubuhnya meningkat setelah disuntik vaksin. Sehingga mereka tak perlu menjalani isolasi di tempat isoter saat terpapar virus. Cukup di rumah saja selama 10 hari,” ujarnya.

Baca Juga: BOR ICU Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Sukoharjo Naik Capai 40 Persen

Kendati sepi pasien positif Covid-19, tenaga kesehatan (nakes) tetap disiagakan di tempat isoter Pustu Nguter di Desa Celep, Sukoharjo. Begitu pula alat kesehatan dan obat-obatan untuk pasien positif telah disiapkan di lokasi tempat isoter.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, mengatakan kasus baru Covid-19 dari klaster keluarga. Banyaknya klaster keluarga yang muncul disebabkan ketidakdisiplinan pasien positif saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Tak sedikit pasien positif tanpa gejala yang belum memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjaga dirinya agar tidak menularkan virus ke orang lain. Satgas di tingkat kelurahan/desa bakal berupaya keras memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan memperkuat pelacakan dan pengetesan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya