SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Sekitar 2.800 petani tembakau di Kecamatan Manisrenggo Klaten akhirnya bernapas lega. Pasalnya, tembakau hasil panen mereka yang hancur pada tahun ini akhirnya tetap dibeli pabrik mitra kerja mereka meski dengan harga jauh di bawah normal, yakni Rp 30.000/ Kg.

“Akhirnya pabrik Gudang Garam mau menerima tembakau hasil panen kami. Kami bersyukur,” kata seorang petani sekaligus pengepul tembakau rajangan di Kecamatan Manisrenggo Ariyanto Sigit Suwanto kepada wartawan, Jumat (15/10) lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam sehari, kata Sigit, pihaknya selaku pengepul dibatasi mengirim sebanyak 40 keranjang atau 2 ton. Di Kecamatan Manisrenggo sendiri, lanjutnya, ada sekitar 40 pengepul dengan luas lahan seluruhnya mencapai 701 hektare.

Meski dihargai terendah oleh PT Gudang Garam, yakni  Rp 30.000 per kg, namun hal itu dinilai sangat menolong para petani tembakau rajangan di Kecamatan Manisrenggo yang kini jumlahnya mencapai 2.800 orang. “Memang hanya dihargai Rp 30 ribu/ Kg, tapi ini sudah lebih dari cukup untuk menolong para petani, ketimbang tembakau kami menumpuk di gudang dan membusuk,”  tandasnya.

Sejak hari pertama, Sigit mengaku sudah menyetor  sedikitnya 160 keranjang, dari stok yang dimilikinya sebanyak 12 ton. Sigit mewakili para petani, perajang dan pengepul, berharap pihak pabrik berkenan memperpanjang masa penerimaan tembakau rajangan dari Kecamatan Manisrenggo hingga akhir November tahun ini.

“Kami berharap pintu gudang dibuka hingga November, sehingga bisa menghabiskan stok yang ada. Apalagi di lahan masih banyak tembakau yang belum dipetik,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Kemitraan dengan PT Djarum Kudus Joko Laksono saat dihubungi wartawan juga mengatakan hal serupa. “Kami lagi mengawal setor di Magelang, sedikit-sedikit ini produksi kami sudah mulai bisa diterima,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya seribu ton tembakau kering asal Kecamatan Manisrenggo tak bisa diserap pabrik rokok, baik PT Gudang Garam atau PT Djarum. Alasannya, kualitas tembakau di sana terlalu buruk.

Kondisi tersebut juga mendapatkan sorotan dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Klaten (APTIK) yang berjanji bakal memfasilitasi para petani tembakau yang nasibnya kini benar-benar terpuruk. “APTIK tak akan menutup mata atas nasib petani tembakau yang lagi terpuruk selama  ini, salah satunya akan membuka ruang dialog dengan mitra pembeli tembakau petani,” kata Ketua APTIK, Kadarwati.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya