SOLOPOS.COM - Ed Heroes Forum Asia : Indonesia Chapter menggelar acara bertemakan Pendidikan dan Bertuan Rumah Indonesia. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Ed Heroes Forum Asia : Indonesia Chapter menggelar acara bertemakan Pendidikan dan Bertuan Rumah Indonesia. Kegiatan dihadiri oleh 90 narasumber dari 14 negara dan lima pejabat Kementerian Indonesia.

Dalam rilisnya, Senin (18/10/2021), acara diawali dengan sambutan dari Wakil Menteri Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Rudy Salahudin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa tokoh yang hadir di antaranya Dr. Osama Obeidat selaku Chief Executive Officer Queen Rania Teacher Academy, dan Conrad Wolfram selaku Strategic Director and European CEO/Co-Founder Wolfram Research serta dilanjutkan oleh perwakilan dari Ed Heroes Forum Asia: Indonesia Chapter, Farhannisa Nasution selaku Project Chairwoman dan Indra Dwi Prasetyo selaku Chief of Production.

Baca Juga : Pilu Pengakuan Anak Tersangka Ditiduri Kapolsek, Dijanjikan Ayah Bebas

“Kita perlu mengubah pola pikir guru, mulai dari cara mengajar dan cara mendidik anak. Kita harus beralih dari cara mengajar di mana guru selalu berbicara setiap waktu menjadi guru yang memfasilitasi,” ujar Co-Founder and Education Chief for WOJ Innovation & Technology serta Founder and CEO Global Moonshots in Education Dr. Esther “WOJ” Wojcicki.

Pada salah satu sesinya, para narasumber mengatakan bahwa membesarkan anak-anak harus holistik, fokus pada setiap aspek. Terkadang para orang tua berpikir bahwa mereka tahu lebih banyak tentang anak-anak berdasarkan pengalaman pribadi. Tetapi terkadang para orang tua juga perlu belajar dari anak-anak dan perlu memberikan yang terbaik.

“Sebagai orang tua yang masih belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik dan mencoba menggabungkan setiap teori parenting,” ungkap seorang Executive Director at Amanat Institute, Fahd Pahdepie.

Baca Juga : Mustakim Peraih Emas PON Papua Lari 58 Km dari Salatiga ke Klaten

Pada track narasumber membahas apakah mesin bisa menggantikan seorang pendidik. Mereka adalah Budiman Sudjatmiko, Louis Goh, Allana Abdullah, dan Muhammad Nabil Satria.

Narasumber sepakat bahwa pada kenyataannya, mesin tidak dapat sepenuhnya menggantikan pendidik manusia. Hal ini dikarenakan Indonesia masih membutuhkan pendidik manusia untuk mengajar siswa. Meskipun mesin merupakan alat penting, tetapi tidak dapat disangkal bahwa mesin kurang memiliki kreativitas dan emosi yang memegang peran penting untuk memenuhi pendidikan layak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya