SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan membawa jenazah korban perahu wisata terbalik di Waduk Kedungombo, Minggu (16/5/2021). (Istimewa/Tim SAR Jateng)

Solopos.com, SOLO — Kebenaran tentang cerita ada penumpang selfie sesaat sebelum perahu di Waduk Kedungombo (WKO) Boyolali terbalik pada Sabtu (15/5/2021) masih menjadi misteri.

Wawan Muslih, penasihat hukum, GT, 13, bocah nahkoda perahu tersebut mengatakan kliennya melihat ada penumpang berdiri sembari memegang HP sebelum perahu itu terbalik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Posisi kliennya berada di belakang, sehingga pengelihatannya melihat penumpang memegang handphone. Beberapa saat setelah kejadian, beberapa media juga menyampaikan keterangan warga terkait selfie.

“Apakah benar dan tidaknya (selfie) nanti terungkap saat persidangan kalau dilanjutkan. Tetapi, kami berupaya diversi atau penyelesaian di luar pengadilan,” papar dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Wawan menegaskan kliennya telah memberi peringatan kepada penumpang perahu bahwa perahu sudah kelebihan muatan.

Baca  juga: Eksis Sejak 1998, Warung Apung di Rawa Jombor Klaten Bakal Jadi Kenangan

Sementara itu Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond mengatakan bahwa penumpang berdiri bukan karena hendak selfie, melainkan panik melihat air masuk ke dalam perahu.

“Pada saat kapal sudah mendekati warung, penumpang terutama di bagian depan perahu itu berdiri karena panik, karena air mulai masuk ke dalam kapal,” terang Morry.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak kepolisian menyimpulkan bahwa penyebab tenggelamnya perahu adalah kelebihan muatan, bukan swafoto yang dilakukan penumpang.

“Untuk over kapasitas ya. Saya dapat menyatakan demikian. Perahu tersebut sangat tidak bisa menampung 20 penumpang sekaligus,” jelas Morry.

Baca juga: Sensasi Piknik di Warung Apung Rawa Jombor Klaten: Semilir, Syahdu & Romantis

Kondisi Bocah Nahkoda

Wawan saat dijumpai wartawan di sela-sela kegiatannya, pada Jumat (21/5/2021) siang, mengatakan kondisi GT saat ini dalam kondisi sehat. Namun, bocah nahkoda perahu itu masih seolah tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya.

Saat diperiksa kepolisian, GT, bisa menjawab pertanyaan dari penyidik. Wawan menyebut saat kejadian, GT, sudah beberapa kali membawa penumpang ke warung apung sejak pukul 08.00 WIB.

“Kalau tidak salah itu ke-10 GT mengangkut penumpang. Kapasitas perahu hanya 12 orang, ternyata yang naik lebih dari itu. GT sudah memperingatkan kalau penuh, tetapi pengunjung tetap menaiki perahu itu,” papar Wawan.

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Ia menambahkan terkait sistem peradilan pidana anak telah diatur bahwa anak masih di bawah 14 tahun dan ancaman hukuman di bawah tujuh tahun diselesaikan melalui diversi. Ia menambahkan diversi bisa diselesaikan di penyidikan, pelimpahan, dan di pengadilan.

Ia menambahkan bocah nahkoda perahu itu sudah didampingi berbagai pihak seperti Bapas dan Lembaga Perlindungan Anak.

“Teman-teman GT turut prihatin, ini musibah. Semua orang tidak tahu yang jelas sudah diantisipasi,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya