SOLOPOS.COM - Infografis Teh Oplosan (Solopos/Rahmanto Iswahyudi)

Solopos.com, SOLO – Popularitas teh khas Solo tak terbantahkan. Sudah banyak orang jatuh cinta dengan rasa spesial dari teh oplosan yang diracik warga Kota Solo dan sekitarnya. Bahkan tidak berlebihan jika teh oplosan atau racikan ini merupakan jantung kuliner di Kota Solo, Jawa Tengah.

Hal tersebut disampaikan Blontank Poer, pelaku bisnis teh oplosan khas Solo. “Kalau di Solo itu parameter warung atau restoran enak bukan cuma dari makanannya saja, tapi juga tehnya. Kalau tehnya enak, pasti makanannya enak,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (14/12/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Cita Rasa Tiada Tanding, Teh Oplosan Khas Solo Banyak Diburu Pelancong

Pria yang juga sahabat almarhum Didi Kempot ini memiliki racikan teh tersendiri yang dikemas dengan merek Blontea yang dirintis sejak 2009. Blontank mengatakan, komposisi utama teh oplosan khas Solo adalah aroma teh yang wangi. Selain wangi, teh khas Solo juga terkenal sepat dan kental.

“Kunci oplosan itu ada di teh wangi berbagai merek yang dicampur menjadi satu. Kalau orang Solo umumnya mengoplos teh merek Nyapu, Gopek, Sintren, dan 999. Bisa campur tiga merek atau empat merek itu menjadi satu,” sambung dia.

Meskipun demikian, sebenarnya tidak ada pakem khusus dalam meracik teh oplosan. Masyarakat di Soloraya biasanya memiliki racikan teh yang berbeda, sesuai selera. Tetapi yang paling umum dioplos menurut Blontank adalah teh wangi.

Baca Juga: Teh Racikan Khas Solo Juga Dijual di Market Place, Segini Harganya

Blontank bahkan berani mengklaim tradisi mengoplos teh hanya ada dalam kultur masyarakat wilayah Solo dan sekitarnya. Namun, masyarakat di luar Soloraya biasanya menyebut teh oplosan itu dengan sebutan teh Solo.

“Sejauh pengetahuan saya tradisi mengoplos teh itu hanya ada di masyarakat Solo dan sekitarnya. Kebanyakan orang luar kota menyebutnya teh Solo, karena rasanya memang berbeda dengan yang di daerah lain,” jelasnya.

Jika merujuk pada fakta sejarah, budaya minum teh di Kota Solo sudah jadi tradisi di Keraton Solo. Tetapi, konon tradisi ini bukanlah kultur asli, melainkan dipengaruhi orang Belanda pada masa kolonial.

Baca Juga: Teh Oplosan Andalan Wong Solo, Nikmat No Debat

Hal itu diketahui dari kesaksian masyarakat pesisir Jawa yang blak-blakan mengaku mengikuti tata cara masyarakat kolonial Belanda dalam hal minum teh, seperti dilakukan keluarga Kartini. Catatan ini ditulis oleh Heri Priyatmoko, Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah diizinkan untuk dikutip Solopos.com pada Minggu (12/12/2021).

Kala itu, teh biasa disajikan dalam poci yang disandingkan dengan gula, susu, serta kudapan lokal maupun kue tradisional Belanda. Penulis Sejarah Wisata Kuliner Solo itu juga mengatakan teh selalu disajikan di setiap acara jamuan makan keluarga bangsawan dalam tradisi kerajaan Jawa, seperti dilakukan di Kadipaten Mangkunegaran. Paku Buwana X tercatat pernah beberapa kali menjamu Raja Siam dari Negeri Gajah Putih (Thailand) dengan secangkir teh dengan cara yang amat santun.

Baca Juga: Teh Racikan Khas Solo Juga Dijual di Market Place, Segini Harganya

Seiring dengan perkembangan zaman, budaya ngeteh yang semula hidup di bilik rumah aristokrat, akhirnya tersebar dan berkembang di lingkungan masyarakat luas, sehingga kini dinikmati hampir semua orang dalam berbagai golongan maupun kelas sosial.

Budaya minum teh sejak zaman kerajaan itu sampai saat ini terus dilestarikan dan menjadi kearifan lokal kultur masyarakat di Kota Solo, Jawa Tengah. Warga Kota Solo pun kemudian memodifikasi kebiasaan minum teh dengan menciptakan teh oplosan yang sampai saat ini menjadi salah satu ikon kuliner.

“Kebiasaan mengoplos teh ini mungkin sudah ada sejak dulu. Yang jelas mungkin bisa dibilang orang Solo ini kreatif dalam memodifikasi sesuatu, sampai menemukan racikan teh oplosan,” imbuh Blontank.

Baca Juga: Budaya Ngeteh di Solo Ternyata Warisan Elite Belanda Tempo Dulu

Kini, teh racikan atau oplosan yang dikemas dalam plastik menjadi salah satu oleh-oleh baru khas Kota Solo, Jawa Tengah yang diburu para pelancong dari luar kota. Racikan teh oplosan ini bisa didapatkan di berbagai pasar tradisional, seperti Pasar Gede Hardjonagoro yang laris manis selama lima tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya