SOLOPOS.COM - ?Tebing? ?dekat? ?JLK? ?Wonogiri? ?longsor.? ?Foto? diambil ??Rabu? ?(10/3/2021). (Istimewa?/?Iwan)? ?

Solopos.com, WONOGIRI — Tebing dekat jalan lingkar kota atau JLK Wonogiri ruas Mapolres, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri-Desa Pare, Kecamatan Selogiri, longsor lagi pada Rabu (10/3/2021) siang.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa itu.

Petugas menutup JLK dari arah Mapolres maupun Desa Pare. Peristiwa yang sama di sekitar lokasi itu sudah beberapa kali ini terjadi. Warga Desa Pare, Iwan, kepada Solopos.com, Kamis (11/3/2021), menginformasikan tebing itu longsor pada tidak sedang hujan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Itu berbeda dengan kejadian sebelumnya. Hal ini menunjukkan tebing dekat JLK bisa longsor sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pengguna jalan harus waspada dan hati-hati saat melintas di dekat tebing.

Baca Juga: Yayasan Milik Keluarga Cendana Digugat Rp500 Miliar, Berapa Harta Keturunan Suharto?

Pemuda itu menceritakan material tebing yang longsor sampai menutup separuh badan JLK Wonogiri. Petugas mengevakuasi menggunakan satu unit ekskavator pada Rabu.

Evakuasi pada Kamis menggunakan dua unit ekskavator. Material dikeruk lalu diangkut dump truck. Truk yang mengangkut mencapai puluhan unit. JLK dari dua sisi ditutup agar proses evakuasi material longsoran berjalan lancar.

Namun, tak sedikit pengendara yang nekat menerobos pembatas jalan. Sementara mobil sama sekali tidak bisa melintas. “Pengendara yang nekat menerobos tetap tak bisa melintas, karena di tengah juga dipasangi portal,” kata Iwan saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: 294 Hunian Di Nusukan Kena Proyek Rel Layang Joglo Solo, Perwakilan Warga Temui DPRD

Memilih Jalur Lain

Iwan melanjutkan dari arah Mapolres, penutupan JLK Wonogiri akibat tebing longsor dilakukan dekat Mapolres. Dengan begitu pengguna jalan yang hendak ke JLK bisa langsung memilih jalur lain.

Sementara penutupan JLK dari arah Desa Pare dilakukan dekat pertigaan arah Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri. Pengguna jalan yang sudah telanjur masuk JLK dari Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, dapat mengambil jalur ke Giriwono lalu tembus ke jalan raya kawasan kota Wonogiri.

Iwan mengaku waswas saat melintas di dekat tebing, terutama saat penghujan seperti sekarang. Namun, ia tetap melintas karena JLK merupakan jalur terdekat yang menghubungkan rumah dengan tempat kerjanya di Kelurahan Giripurwo.

Baca Juga: Soal Izin Acara Musik Dan Budaya Dengan Prokes Ketat, Polres Wonogiri: Belum Ada Instruksi Dari Mabes

“Pada penghujan 2020-2021 ini longsor di tebing dekat JLK beberapa kali terjadi. Longsorannya sampai menutup badan jalan,” imbuh Iwan.

Ia menceritakan pada kejadian sebelumnya, tebing yang longsor sangat dekat dengan JLK. Iwan mengaku tak bisa membayangkan seandainya saat longsor ada pengendara yang lewat.

“Semua tebing di dekat JLK tergolong curam. Di atasnya banyak terdapat pohon. Ini masih berpotensi longsor, apalagi hujan masih terus terjadi,” ujar Iwan.

Baca Juga: Sejumlah PGOT Terjaring di Wonogiri, Satu Berasal dari Tuban Jatim

Membangun Talut

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tebing dekat JLK Wonogiri yang rawan longsor terdiri atas kawasan lahan warga dan kawasan hutan milik Perum Perhutani. Pemkab Wonogiri berencana memperkuat struktur tebing dengan membangun talut.

Namun, proyek itu terkendala izin Perhutani. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Wonogiri, Didik Sudarmaji, menyampaikan hingga sekarang masih menunggu izin dari Perhutani.

Sementara itu, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wonogiri, Taufiq Nur Hidayat, menyampaikan belum menerima permohonan dari Pemkab. Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Surakarta, Sugi Purwanta, akan berkoordinasi dengan Bupati, Joko Sutopo, untuk membicarakan hal tersebut.

Baca Juga: BLK Solo Sekarang Punya Fasilitas Talent Corner, Apa Sih Tujuannya?

Ia menyambut baik keinginan Pemerintah Kabupaten yang ingin memanfaatkan kawasan hutan untuk kepentingan publik. JLK Wonogiri yang di kedua sisinya terdapat tebing dan rawan longsor ada di segmen I, yakni ruas dekat Mapolres-Desa Pare.

Tanah Padas

Panjang tebing yang berada di tepi JLK sepanjang lebih kurang 700 meter. Tinggi tebing bervariasi. Ada bagian setinggi lebih dari 15 meter. Ada pula tebing setinggi 2 meter hingga 5 meter.

Seluruh tebing yang rawan longsor belum ditalut atau dikuatkan dengan beton. Tebing yang ditalut hanya di bagian dekat permukiman warga.

Baca Juga: Bawa Kargo Ekspor, Pesawat Terbesar Kedua di Dunia Mendarat di Bandara YIA



Tebing berpotensi longsor karena strukturnya bukan bebatuan, tetapi tanah padas. Terlebih, bagian atas banyak terdapat pepohonan yang akar-akarnya sudah terpotong.

Kondisi itu menambah beban tebing. Tebing tersebut terbentuk dari hasil pemaprasan bukit menggunakan alat berat saat awal pembangunan JLK pada 2019 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya