Teater Boneka Den Kisot Sajikan Perpaduan Budaya dan Kritik

Solopos.com, SOLO – Dalang wayang golek Ari Koen mengawali dengan penjelasan tentang tokoh utama. Tokoh utama malam itu adalah Don Quixote, kesatria pengelana di Spanyol. Menurut sang dalang, dia di daratan Sunda dikenal dengan sebutan Den Kisot. Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dia dikenal dengan nama Den Baguse Kisot.

Basis lakon Den Kisot yang dipergelarkan dalam bentuk teater boneka pada Jumat (15/7/2022) malam di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Solo, Jawa Tengah, atau Taman Budaya Surakarta itu adalah Don Quijote de la Mancha, novel klasik Spanyol karya Miguel de Cervantes. Kisah lengkap bisa dibaca di Don Quixote, Den Kisot, Den Baguse Kisot, dan Kesalahan-Kesalahan Kita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak 1985, Putri Cempo digunakan untuk menyebut nama tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang berlokasi di Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Berdasar legenda, Putri Cempo merupakan sebutan seorang istri raja Kerajaan Majapahit.

Putri Cempo dikenal sebagai salah satu situs cagar budaya yang berdiri di Kota Solo. Laman Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut makam Putri Cempo ditetapkan sebagai situs purbakala sesuai Surat Keputusan (SK) Wali Kota Solo No. 646/1-R/1/2013 tertanggal 3 Mei 2013. Uraian lengkap bisa dibaca di Jadi PLTSa, Putri Cempo Melegenda Sebagai Istri Raja Majapahit.

Sempat menjadi perusahaan raksasa smartphone pada 2010-an, BlackBerry perlahan-lahan mundur dari persaingan pasar ponsel pintar. Walau sempat dipakai oleh 80 juta orang, BlackBerry kemudian banting setir dengan meninggalkan pasar smartphone yang membesarkan namanya.

BlackBerry menjadi smartphone terkemuka pada 2010-an. Selain hadir dengan keyboard QWERTY yang cukup jarang pada zaman itu, fitur BlackBerry yang khas yaitu pin BB, Ping, D yang berarti delivered, dan R yang berarti read. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Banting Setir BlackBerry Setelah Kalah Bersaing di Pasar Smartphone.

Populasi pohon di hutan hujan di Brunei Darussalam, Borneo, masih didominasi jenis pohon purba yang hidup sejak masa prasejarah atau empat juta tahun lalu. Fakta tersebut didapat dari studi yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin Penn State bekerja sama dengan Universitas Brunei Darussalam.

Temuan  yang diterbitkan dalam Jurnal PeerJ pada 28 April 2022 itu menunjukkan lanskap saat ini mirip dengan yang ada selama Zaman Pliosen, 5,3 hingga 2,6 juta tahun yang lalu, dan dapat memberikan pembenaran tambahan untuk konservasi hutan yang mendukung banyak spesies yang terancam punah. Ulasan lengkap bisa dibaca di Pohon Purba Setinggi 100 Meter Masih Tumbuh di Borneo.

Semua berita di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.