SOLOPOS.COM - Menteri Kuangan Sri Mulyani Indrawati (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Tax amnesty alias pengampunan pajak kini menyentuh kalangan rakyat jelata yang deklarasinya di Semarang disaksikan langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Semarangpos.com, SEMARANG — Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kamis (29/12/2016), ke Semarang untuk menyaksikan langsung deklarasi pengampunan pajak nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mitra kerja, dan keluarga besar Bank Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deklarasi Pengampunan Pajak Nasabah UMKM, Mitra Kerja, dan Keluarga Besar Bank Jateng bersama Menteri Keuangan itu digelar di Hotel Crowne Plaza Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Deklarasi tax amnesty atau pengampunan pajak itu dilakukan seiring tahapan yang kini telah menyentuh kalangan rakyat jelata.

Dalam kesempatan itu, Ani—sapaan akrab Sri Mulyani—mengingatkan jatuh bangun negara tergantung pada penerimaan pajak dari seluruh lapisan masyarakat. “Melihat realita ini masyarakat seharusnya patuh karena pajak tidak melihat suku, agama, ras, dan golongan,” katanya

Dalam hal ini, menurut Ani, pajak berkontribusi paling besar terhadap anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN). Dikatakannya, dari total APBN yang mencapai Rp1.700 triliun, sebanyak Rp1.100 triliun di antaranya merupakan kontribusi dari pajak.

“Saya mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terus melakukan sosialisasi amnesti pajak kepada masyarakat dan pelaku usaha,” katanya.

Dengan keikutsertaan pemangku kepentingan terhadap kesuksesan tax amnesty atau amnesti pajak ini, pihaknya optimistis Indonesia akan memiliki masa depan yang semakin baik. Dikatakannya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengecap kemakmuran dan masih terjadi kesenjangan antarkelompok. Jika dibiarkan kondisi ini akan menimbulkan penyakit sosial yang harus diwaspadai.

“Melihat kondisi ini banyak sektor yang masih perlu dibangun, generasi muda perlu memperoleh investasi di bidang pendidikan dan kesehatan agar mereka semakin makmur dan tidak ada lagi kesenjangan antarkelompok,” katanya.

Untuk dapat melakukan pembangunan di berbagai sektor tersebut dibutuhkan aliran dana dari APBN. Dikatakannya APBN mampu melakukan tugasnya jika pendapatan terus dijaga. “Pendapatan ini dari pajak, bea dan cukai, serta pendapatan negara bukan pajak. Oleh karena itu, mengingat kontribusi pajak yang paling besar diharapkan masyarakat diharapkan lebih patuh terhadap ketentuan perpajakan ini,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya