Solopos.com, SINGARAJA — Video seorang bocah perempuan berbalut perban yang diduga tersiram air panas beredar di media sosial. Prihatin atas kondisi Tasya malang yang tersiram air panas itu, netizen pun berbondong-bondong open donasi.
Maklum saja, berusia empat tahun itu tampak hanya bisa terkapar lemah di ranjang rumah sakit dan hanya bisa mengerjapkan mata. Sebagaimana keterangan yang dicantumkan dalam rekaman video yang diunggah pengguna akun Instagram @denpasar.viral, Rabu (11/11/2020), kisah malang itu diadali bocah bernama Luh Tasya Devi.
Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024
Luh Tasya disebut mengalami luka bakar di bagian wajah dan lehernya. Peristiwa miris itu terjadi saat korban sedang bermain bersama sepupunya dan tanpa sengaja ia tersiram air panas yang sedang dibawa oleh sang nenek.
5 Simbol Ini Kata Fengsui Bikin Rumah Penuh Rezeki
Bocah itu tak sengaja menyenggol sang nenek yang saat itu membawa gayung berisi air panas. Seketika, Tasya tersiram yang air panas dalam gayung yang tumpah menyiram wajah dan lehernya.
Peristiwa tak menyenangkan itu terjadi di Banjar Dinas Tukad Ampel, Desa Kubu Tambahan, Kecamatan Kubu Tambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (6/11/2020) lalu.
Tak Henti Menangis
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Madiunpos.com—grup Solopos.com, korban yang merasa kesakitan tak henti-hentinya menangis. Orang tuanya pun akhirnya membawanya ke bidan desa.
Namun, tak lama setelah itu korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng keesokan harinya untuk mendapat perawatan lebih lanjut. “Awalnya di bidan terus dibawa ke sini (RSUD Buleleng),” ujar ayah korban, Ketut Eva Agusta Rabu (11/11/2020).
Peluang Bisnis: Ternak Ayam Bisa Dibantu Teknologi
Sedangkan berdasarkan keterangan dari RSUD Buleleng, kondisi korban mengalami luka bakar sekitar 14,5% di tubuhnya. Setelah dirujuk dan menjalani operasi di rumah sakit, kondisinya sudah membaik.
Namun sebenarnya pihak rumah sakit ingin merujuk Tasya ke RSUD Sanglah namun dari pihak orang tua korban belum memutuskan untuk merujuk ke RSUP Sanglah. Salah satunya karena pertimbangan biaya.
“Namun kami menyarankan agar dirujuk ke RSUP Sanglah agar perawatan lebih optimal,” kata Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara.