SOLOPOS.COM - Tari Lengger (Instagram/@frontonewonosobo)

Solopos.com, WONOSOBO — Tari Lengger merupakan kesenian tari yang berkembang di Jawa Tengah, khususnya di kawasan  sisi barat, seperti Banyumas, Purwokerto, dan Wonosobo. Konon Tari Lengger ini adalah perkembangan dari kesenian tayub yang saat ini berkembang di daerah pesisir utara Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Berdasakan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube WONOSOBO TV, Selasa (17/5/2021), Tari Lengger sudah berkembang sejak tahun 1910 oleh seniman dari Desa Kecis di Wonosobo, Gondo Winagun. Lalu pada era 60-an, tarian ini dikembangkan oleh seorang seniman tari Ki Hadi Suwarno

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Awal  kisah Tari Lengger ini bermula dari sayembara Raja Brawijaya yang kehilangan putrinya,  Dewi Sekartaji. Sang raja memberikan imbalan kepada siapa pun yang berhasil menemukan putrinya. Jika yang menemukan adalah pria, dia akan dinikahkan dengan putrinya itu tapi jika yang menemukan wanita akan diangkat sebagai keluarga kerajaan.

Baca Juga : Wisata Alam Pemalang Ini Bakal Picu Adrenalin Pengunjung

Ekspedisi Mudik 2024

Sayembara ini diikuti oleh banyak ksatria dan akhirnya hanya menyisakan 2 peserta,  yaitu Raden Panji Asmara Bangun yang menyamar dengan nama Joko Kembang Kuning dari Kerajaan Jenggala dan Prabu Klana dari kerajaan sebrang. Prabu Klana inilah yang membuat sang putri Raja kabur karena hendak akan dijodohkan dengan Prabu Klana.

Untuk memenangkan sayembara, Joko Kembang Kuning melakukan pencarian dengan menyamar sebagai ledek perempuan dan bertopeng yang menari dari satu daerah ke daerah lain untuk memancing agar sang putri keluar dari tempat persembunyiannya.

Penampilan Joko Kembang Kuning ini menarik banyak kerumunan yang melihat penampilannya hingga akhirnya nama tarian ini disebut Lengger yang berasal dari 2 silabel Bahasa Jawa,  ‘Ledek’ yang artinya penari dan ‘Geger’  artinya kerumunan.

Baca Juga : Bumbak, Seni Musik Bambu dari Lereng Gunung Slamet Pemalang

Singkatnya, Dewi Sekar Taji muncul dari persembunyiannya dan akhirnya Joko Kembang Kuning memenangkan sayembara dan menikahi sang putri. Dalam pernikahannya, kedua mempelai ini disuguhi pertunjukan Tari Lengger.

Pada masa Kerajaan Islam, Tari Lengger ini berkembang karena digunakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo, untuk berdakwah. Hingga akhirnya makna Lengger diubah menjadi ‘Elingo Ngger’, sebuah frasa Bahasa Jawa yang berarti ‘Ingatlah Nak!’

Melalui tarian ini, Sunan Kalijaga mengingatkan warga saat  itu untuk selalu ingat akan Yang Maha Kuasa. Dalam perkembangannya, Tari Lengger ini dipentaskan di setiap acara hajatan di Jawa Tengah.  Penarinya ada 2, yaitu pria yang mengenakan topeng dan wanita yang mengenakan pakaian khas penari Jawa.

Baca Juga: Ini Ancaman Ganjar Bagi Pengelola Wisata yang Abaikan Keselamatan Pengunjung

Tari Lengger Maut (YoutubeVisinema Picutres) (1)

Tari Lengger Maut (Youtube/Visinema Picutres)Melansir dari Liputan6.com, Salah satu sineas Indonesia, Yongki Ongestu, mengangkat Tari Lengger ini dalam sebuah film berjudul Tari Lengger Maut yang tayang di bioskop bersamaan dengan Lebaran hari pertama, 13 Mei 2021.

Meskipun menyertakan Tari Lengger sebagai judul, inti dari film ini bukan soal tarian itu. Tari Lengger hanya sebatas tempelan saja dalam film ini. Dalam pengerjaannya, sang sutradara melibatkan kru-kru yang merupakan pelaku seni Banyumas, salah satu kota di mana Tari Lengger ini berkembang.

Sesuai judul  filmnya, film ini tentunya memberikan sensasi misteri yang akan membuat merinding bagi siapa pun yang menontonnya.  Film ini diproduksi oleh VIsinema, bekerjasama dengan Aenigma Pictures. Film ini dibuntangi oleh sederet pemain muda, yaitu Refal Hady dan Della Dartyan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya