SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (kedua dari kanan) bersama Bupati Sukoharjo, Etik Suryani (kiri), memanen padi di lahan pertanian yang menerapkan konsep indeks pertanaman (IP) 400 di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Selasa (12/10/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo telah membangun 35 sumur dalam untuk memasok air ke lahan pertanian guna menyokong penerapan konsep indeks pertanaman (IP)400 seluas 5.000 hektare. Dengan konsep ini, lahan pertanian bisa panen hingga empat kali dalam setahun.

Sinergitas antara pemerintah, kelompok tani serta masyarakat dibutuhkan untuk merealisasikan dan target ekspor beras pada 2022. Pernyataan ini disampaikan Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno, di sela-sela kegiatan rembuk paripurna dan pengukuhan pengurus KTNA Sukoharjo periode 2021-2026 di Hotel Brothers, Solo Baru, Jumat (29/10/2021).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kegiatan itu dihadiri perwakilan pengurus KTNA tingkat kecamatan di Sukoharjo. “Pada 2021, pemerintah membangun 35 sumur dalam yang tersebar di sejumlah lokasi. Anggaran pembangunan 20 sumur dalam berasal dari APBN. Sedangkan pembangunan 15 sumur dalam berasal dari APBD Sukoharjo,” kata dia Jumat.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Air Bersih, Warga Daerah Rawan di Sukoharjo Didorong Tanam Pohon Beringin

Saat musim kemarau, para petani bisa menyedot air sumur dalam yang dialirkan ke lahan pertanian. Pemerintah telah memfasilitasi dengan meminjamkan mesin pompa air ke masing-masing gabungan kelompok tani (gapoktan).

Saat ini, petugas penyuluh pertanial lapangan (PPL) di setiap kecamatan tengah mengidentifikasi lahan pertanian yang diusulkan menerapkan konsep IP400. “Kami juga sudah mengajukan proposal bantuan benih padi varietas genjah ke Kementerian Pertanian [Kementan]. Benih padi genjah berumur pendek sekitar 70 hari,” ujar dia.

Mantan Camat Grogol ini meminta dukungan para petani yang tergabung dalam KTNA Sukoharjo untuk menyukseskan konsep IP400 di lahan pertanian pada tahun depan. Bagas mengklaim perluasan lahan pertanian berkonsep IP400 seluas 5.000 hektare merupakan terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Kendalikan Hama Tikus, Petani Sukoharjo Andalkan Burung Hantu

Pemerintah tengah mematangkan berbagai persiapan meliputi infrastruktur pertanian, mekanisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) serta pengolahan gabah pascapanen. “Para pengurus dan petani KTNA bisa menularkan ilmu dan wawasan tentang konsep IP400 kepada petani lain di wilayahnya masing-masing,” tutur dia.

Ketua KTNA Sukoharjo periode 2021-2026, Sukirno, mengatakan ketersediaan air menjadi kunci keberhasilan penerapan konsep IP400 di lahan pertanian selama empat kali masa tanam dalam setahun. Karena itu, pemerintah harus menitikberatkan lahan pertanian dengan irigasi teknis.

Hal itu diharapkan bisa memudahkan pengurus gapoktan atau kelompok tani dalam mengatur pembagian air ke lahan pertanian. Sukirno juga menyoroti ihwal problem regenerasi petani di sektor pertanian.

Baca Juga: Paguyuban Petani Sukoharjo Minta BBWSBS Tak Menutup Dam Colo Tahun ini

Rata-rata usia para petani di atas 40 tahun. Mereka harus digantikan para petani muda agar produksi padi di setiap daerah bisa terjaga.

“Justru petani-petani milenial harus dimunculkan di setiap desa/kelurahan. Mereka bisa mengajak dan memberdayakan pemuda untuk mengembangkan usaha tani. Jika ditekuni, usaha tani bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya