SOLOPOS.COM - Dua siswa baru kelas I SDN 1 Boyolali menunjukkan bakat bela diri di depan teman-temannya, Senin (11/7/2022). Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di Boyolali pada tahun ajaran 2022/2023. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, SOLO–Kurikulum Merdeka yang sudah mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023, terus dievaluasi.

Dalam penerapannya banyak perbedaan dibandingkan dengan Kurikulum 2013 atau K-13 yang berlaku sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perubahan yang paling mencolok adalah peserta didik dibebaskan untuk memilih minat pembelajaran sesuai dengan potensi dari peserta didik tersebut.

Di Kota Solo, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo juga terus mengawasi pengaplikasian kurikulum baru ini.

Tidak bisa dipungkiri, sebagai kurikulum baru membuat guru ataupun siswa beradaptasi, tantangan juga muncul dalam penerapan Kurikulum Merdeka saat ini.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Dian Rineta , ada dua tantangan besar dalam penerapan Kurikulum Merdeka di Kota Solo, yaitu anggaran untuk pelatihan dan pemahaman dari tenaga pengajar.

“Karena Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) itu mandiri, jadi tidak ada pendampingan anggaran dan pelatihan, anggaran tahun ini kami baru pelatihan awal. Jadi belum bisa menjangkau semua guru. Yang kedua adalah memberikan pemahaman kepada guru , orang tua dan siswa, bahwa IKM ini kurikulum yang berpihak pada siswa jadi sangat bagus ditetapkan, panduan telah disiapkan semua tinggal ATM (amati tiru modifikasi) atau bisa membuat baru menyesuaikan kondisi sekolah,” ujar dia kepada Solopos.com pada Senin (12/9/2022).

Lebih lanjut, imbuh Dian, tantangan tersebut merupakan hal yang besar, mengingat jumlah guru di Kota Solo yang sangat banyak dengan karakter yang berbeda-beda.

“Saya rasa tantangan ini cukup besar mengingat jumlah guru yang banyak,” ungkapnya.

Sedangkan menurut Pengawas SMA Cabdin VII Provinsi Jawa Tengah, Muhari, tantangan terbesar dari penerapan Kurikulum Merdeka saat ini adalah meningkatkan semangat para guru untuk belajar dan memahami cara kerja Kurikulum Merdeka.

“Tantangannya adalah meningkatkan semangat melakukan paradigma baru dalam pembelajaran sehingga guru mau belajar terus tanpa pandang usia,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya