SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas di taman kota (JIBI/Solopos/Antara/Indriarto Eko Suwarso)

Solopos.com, JAKARTA –  Jika Indonesia tidak menerapkan ekonomi hijau maka target Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara maju di 2045, sulit tercapai.

Menurut Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Medrilzam, hal itu disebabkan ekonomi hijau sebagai model pembangunan mampu mencegah perubahan iklim lebih lanjut yang dapat merusak lingkungan dan merugikan Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau kita masih melakukan business as usual [tidak melakukan perubahan] ini akan meningkatkan emisi kita, walaupun intensitas emisi gas rumah kaca kita menurun, tapi kelihatannya proyeksi emisi kita akan banyak didominasi oleh sektor energi dan ini perlu disikapi dengan baik,” kata Medrizal dalam webinar “Transisi Ekonomi Hijau” yang dipantau di Jakarta, Kamis (6/1/2022) seperti dilansir Antaranews.

Jika tidak menerapkan ekonomi hijau, pendapatan per kapita Indonesia tidak akan mencapai target yang diinginkan yakni US$12.000 atau US$13.000 yang dapat melepaskan Indonesia dari perangkap negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Baca Juga: Harga Tanah di Ibu Kota Negara Diprediksi Naik, Ini Pesan Sri Mulyani

Menurut Medrizal, untuk keluar dari middle income trap, pola usaha seperti biasa dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen per tahun tidak dapat mendorong pendapatan per kapita Indonesia.

“Kita harus lebih ambisius lagi untuk mengejar laju pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen per tahun salah satunya melalui ekonomi hijau dan rendah karbon. Kita harus bisa sebaik-baiknya mendesain proses ekonomi hijau dan rendah karbon ini agar bisa kita laksanakan,” ujar Medrilzam.

Medrilzam menekankan, ekonomi hijau ini dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi hijau baru. Ekonomi hijau juga harus diterapkan dengan sinergi berbagai pihak untuk memobilisasi investasi baik itu dengan dunia usaha maupun pemerintah daerah.

“Saya ingin sampaikan bahwa isu perubahan iklim ini jangan hanya dianggap sebagai isu lingkungan saja. Saya ingin mengajak semua pihak bahwa ini isu pembangunan karena ini sangat terkait dengan bagaimana kita melakukan pembangunan dan juga investasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Lelang Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Siapa Pemenangnya?

Apalagi belakangan di tingkat global, penerapan ekonomi hijau juga didorong oleh banyak negara. Ia pun berharap saat membahas ekonomi hijau pemerintah di Indonesia tidak hanya sekadar membahas investasi, lingkungan, atau juga keuangan saja, tapi melakukan pembahasan ekosistemnya secara utuh.

Medrilzam berharap, dengan ekonomi hijau, semua progres transformasi ekonomi yang sudah didesain oleh pemerintah sedemikian rupa dapat tercapai, terutama dalam hal mengejar target terlepas dari middle income trap sebelum tahun 2045.

“Dengan ekonomi hijau, selain dapat mencapai target ekonomi, lingkungan juga bisa lebih baik lagi sehingga anak cucu kita bisa menikmati bumi yang lebih nyaman, asri dan dalam status sebuah negara yang selevel dengan negara maju lainnya,” ujar Medrilzam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya