SOLOPOS.COM - Pemimpin Redaksi Solopos Media Group, Rini Yustiningsih (kiri) bersama Senior Technical & Liaison Advisor ECED Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo, dalam Webinar Hari Ibu: Peran Ibu dalam Mencegah Stunting yang digelar Solopos Media Group (SMG) didukung Taspen dan Mandiri Taspen, Rabu (21/12/2022). (Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO — Tanoto Foundation menjadi salah satu lembaga swasta yang menaruh perhatian besar terhadap penurunan angka stunting. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi lembaga yang awalnya hanya bergerak di bidang pendidikan itu, kemudian juga fokus ke penanganan stunting.

Hal tersebut disampaikan Senior Technical & Liaison Advisor ECED Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo, dalam Webinar Hari Ibu: Peran Ibu dalam Mencegah Stunting yang digelar Solopos Media Group (SMG) didukung Taspen dan Mandiri Taspen, Rabu (21/12/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, sebelumnya Tanoto Foundation dikenal sebagai lembaga filantropi independen yang bergerak di bidang pendidikan. Tanoto Foundation didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981 di Sumatra Utara.

“Awalnya beliau berdua membuat taman kanak-kanak. Menjalankan programnya berdasarkan keyakinan bahwa pendidikan berkualitas bisa mempercepat terciptanya kesetaraan peluang. Kemudian Tanoto Foundation dikenal sebagai lembaga yang memberikan beasiswa. Kemudian pada 2018 baru kami punya program Sigap yang salah satu kegiatannya adalah mengenai penurunan stunting,” kata dia.

Mengenai alasan Tanoto Foundation kini juga fokus dalam upaya menurunkan angka stunting, menurutnya hal itu juga tidak lepas dari pendidikan.

Baca Juga : Sosialisasi dan Edukasi Cegah Stunting, PKK Jawa Tengah Sasar Ibu dan Calon Ibu

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada Maret 2019, telah memotret sekelumit masalah pendidikan di Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah yakni berada di urutan ke-74 dari 79 negara.

Kemudian menurut data yang diterbitkan OECD dari periode survei 2009-2015, Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah.

“Tentu kami bertanya-tanya, ini pasti ada yang salah. Sebab kalau kita bicara anggaran untuk Pendidikan, komitmen pemerintah kami lihat sudah luar biasa. Kemudian untuk guru juga suah mencukupi dengan perbandingan 17:1. Soal gaji guru juga sudah naik. Lalu apa yang salah?” kata dia.

Dengan kondisi angka stunting yang pada 2018, Indonesia masih di angka 37%, tidak menutup kemungkinan hal itu menjadi salah satu faktor munculnya persoalan pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Webinar Hari Ibu: BKKBN Ingatkan Peran Perempuan dalam Keluarga, Penting!

“Ternyata salah satunya yang kurang adalah pada bahan bakunya atau inputnya. Disebutkan pada 2018 ada 37% anak yang stunting. Ini jadi salah satu keprihatinan kami. Untuk itu maka kami memiliki program Sigap. Ada tiga program besar di dalamnya yakni penurunan stunting, pengasuhan dan program memastikan anak usia dini mendapatkan akses pendidikan berkualitas,” jelas dia.

Widodo menjelaskan dalam program percepatan penurunan stunting ada dua intervensi, yakni intervensi spesifik dan sensitif. Untuk intervensi spesifik dilakukan dalam hal kesehatan dan gizi.

“Ini menjadi ranah Kementerian Kesehatan atau yang membidangi. Kemudian pendekan yang kita gunakan adalah intervensi sensitif. Berdasarkan peneltian bahwa anak stunting bukan hanya kurang kesehatan dan gizi, tapi juga mengenai pola asuh, pola makan dan sebagainya. Inilah pendekatan sensitif yang coba kami lakukan,” lanjut dia.

Untuk itu strategi utama yang dilakukan Tanoto Foundation adalah pada perubahan perilaku. Beberapa hal yang dilakukan adalah kampanye, dan komunikasi antar pribadi. Termasuk melakukan kegiatan capacity building terutama dari para kader dan orang tua dalam menangani stunting. Selanjutnya adalah advokasi. Lembaga tersebut melakukan advokasi kepada pemegang kebijakan agar penanganan stunting dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya