SOLOPOS.COM - Area Manager BSI Solo, Hari Nopa Kurniawan (kiri) dan Wakil Ketua Bidang Perbankan REI Soloraya, Sugeng Budiono (kanan), melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama di acara REI Solo Great Sale Property Expo, di Solo Paragon Mall, Kamis (28/10/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko) Adi

Solopos.com, SOLO— Bank Syariah Indonesia (BSI) Solo melakukan penandatanganan kerja sama dengan Real Estate Indonesia (REI) Soloraya untuk pengembangan bisnis perumahan, Kamis (27/10/2022).

Kerja sama tersebut dilakukan untuk semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah dengan pembiayaan secara syariah.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara REI Soloraya dan BSI Solo dilakukan oleh Area Manager BSI Solo, Hari Nopa Kurniawan dan Wakil Ketua Bidang Perbankan REI Soloraya, Sugeng Budiono. Penandatanganan dilakukan di acara REI Solo Great Sale Property Expo, di Solo Paragon Mall, Kamis.

Hari Nopa Kurniawan mengatakan kerja sama dilakukan untuk menangkap potensi bisnis perumahan di Soloraya yang cukup besar. Untuk itu meski sebelumnya kerja sama telah dijalin BSI dengan sejumlah pengembang yang merupakan anggota dari REI, namun perlu ditingkatkan dengan melakukan perjanjian kerja sama dengan organisasinya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tentu ini akan menjadi suatu bentuk kerja sama. Dimana kalau bicara bisnis perumahan, ada skim-skim pembiayaan atau kredit yang diberikan kepada end user, melalui skim syariah. Tentu ini beda dengan skim yang lain, masyarakat bisa merasakan dengan melakukan akad, melakukan pembiayaan KPR secara syariah,” kata dia saat ditemui usai penandatanganan, Kamis.

Baca Juga: BSI Komitmen Wujudkan Mimpi Masyarakat Soloraya Berhaji dan Umrah di SGS

Dia juga mengatakan saat ini BSI juga memiliki produk yang menarik untuk pembiayaan rumah, yakni BSI Griya. Ada beberapa keuntungan yang ditawarkan, seperti margin yang setara 2,34%, kemudian bebas biaya adminitrasi dan biaya appraisal.

“Ini bentuk kemudahan yang kami berikan kepada masyarakat, tentunya melalui kerja sama dengan para anggota REI sebagai penyedia dari perumahan itu sendiri,” lanjut dia.

Namun bentuk kerja sama itu tidak hanya mengikat pada masyarakat pembeli rumah. Melalui kerja sama itu, BSI juga berikan pengembangan terkait permodalan kepada anggota REI untuk konstruksinya.

Baca Juga: Membaca Keberagamaan dalam Keberagaman Berbasis Data

Secara target, Hari berharap akan ada peningkatan. “Saat ini kalau bicara griya atau perumahan sampai September secara year on year, pencairan di BSI meningkat 50%. Tentu kami ingin sampai akhir tahun peningkatan lebih baik lagi,” kata dia. Pembiayaan yang ditawarkan BSI mencakup pembiayaan rumah subsidi dan non subsidi.

Mengenai potensi bisnis perumahan di Solo dan sekitarnya, menurutnya perkembangannya positif. Terutama pada rumah-rumah pertama. Sebab banyak dari kalangan milenial yang sudah memiliki penghasilan dan ingin memiliki rumah. Banyak juga keluarga baru yang sudah membutuhkan rumah.

Sekretaris REI Soloraya, Chrysanthos W. E. Wibawa, mengatakan pada dasarnya ada dua hal yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama antara REI Soloraya dan BSI Solo tersebut.

Pertama, pembiayan dari BSI terhadap anggota REI Soloraya. “Benefit bagi BSI, bahwa developer yang dibiayai itu adalah developer yang legitimasinya jelas,” kata dia. Disebutkan saat ini jumlah anggota REI Soloraya ada sekitar 50 anggota.

Kedua, REI juga akan membantu BSI untuk memberikan edukasi pembiayaan secara syariah kepada pasar. Dia mengatakan bagi konsumen yang menghendaki pembiayaan rumah secara syariah, saat ini REI Soloraya telah memiliki mitra, yakni BSI.

Di sebutkan prospek pasar syariah di sektor property sejauh ini cukup banyak. Dia memperkirakan, dari total nasabah yang mengajukan KPR, ada sekitar 20% yang menghendaki syariah. “Mereka ada yang benar-benar maunya ke syariah. Biasanya sejak pengajuan, langsung minta pembiayaan syariah,” lanjut dia.

Sementara mengenai potensi bisnis perumahan di Soloraya saat ini menurutnya masih sangat besar. Khusus untuk rumah subsidi, menurutnya sejauh ini kebutuhan rumah subsidi masih besar.

Baca Juga: Hindari Jeratan Pinjol Bodong, OJK Luncurkan Mobil Simolek di Karanganyar

Menurutnya dari piramida pasar perumahan, sekitar 80% akan masuk ke pasar rumah subsidi. Dia menganalogikan pada sebuah perusahaan, akan lebih banyak karyawan dibandingkan manajer atau direksi. Artinya segmen rubsidi akan lebih banyak.

Sementara untuk pasar rumah non subsidi, meskipun segmented, namun masih ada. Bahkan saat pandemi lalu, berdasarkan informasai yang dia dapatkan masih banyak terjadi penjualan cash.

Dengan kondisi ekonomi yang stabil saat ini, dia optimistis bisnis perumahan akan terus tumbuh. “Sekarang yang menjadi isu, seperti resesi, kalau itu tidak terjadi, saya kira rebound untuk dunia property akan berlipat 2-3 kali,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya