SOLOPOS.COM - Kondisi tanggul Sungai Mlese yang jebol di Desa Mlese, Gantiwarno, Sabtu (22/2/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Jebolnya tanggul Sungai Mlese di Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, jebol, Jumat (21/2/2020), bukan hal baru. Tanggul ini memang sering jebol akibat sejumlah masalah.

Tanggul Sungai Mlese jebol pada Jumat malam akibat diguyur hujan deras selama berjam-jam. Di samping itu, sedimentasi di Sungai Mlese dinilai sudah parah. Tumpukan tanaman krangkungan dan sampah di beberapa lokasi juga menyebabkan aliran air tidak lancar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibatnya, aliran air Sungai Mlese tidak dapat mengalir dengan baik ke arah Sungai Birin yang menjadi anak Sungai Dengkeng. Hal itu belum termasuk tindakan para petani yang melubangi tanggul dengan ukuran kecil di musim kemarau.

Dadah Isuzu Panther…

“Sebelum tanggul di sini jebol, kondisi di bawahnya memang sudah growong. Tanggul di sini memang langganan jebol. Akibat tanggul jebol, areal pertanian tanaman padi di sekitarnya terendam air. Luasannya berkisar 30 hektare,” terang Kepala Desa (Kades) Mlese, Suparwoto, saat ditemui wartawan, Sabtu (22/2/2020).

Suparwoto menambahkan, warga telah bergotong royong memperbaiki tanggul. Dia berharap pemerintah membantu melakukan normalisasi sungai agar aliran air lancar.

“Hari ini [kemarin], kami gotong royong memperbaiki tanggul. Ke depan, kami berharap dilakukan normalisasi dan anggelan [bendungan] di jembatan [ujung Sungai Mlese] digempur dan diganti. Ini bertujuan agar air sungai bisa mengalir ke Sungai Birin dengan lancar,” sambung dia.

Jebolnya tanggul Sungai Mlese menyebabkan sekitar 30 hektare sawah yang ditanami padi di wilayah Desa Mlese terendam air. Jika tak kunjung surut, petani ditaksir mengalami kerugian mencapai Rp120 juta.

Miris, Benteng Eks Keraton Kartasura Banyak Lubang dan Jadi Sasaran Pencurian

Kepala Dusun (Kadus) I Mlese, Rebino, menjelaskan, tanaman padi yang terendam air Sungai Mlese sudah berumur 20 hari-45 hari.

“Sebelum tanggul jebol itu, hujannya memang lebat sekali. Hujan sejak pukul 14.00 WIB. Jika tak segera surut dalam waktu satu pekan, tanaman padi yang terendam pasti gagal panen. Ini saja, kondisi tanaman padi pasti akan layu. Pertumbuhannya sudah tidak optimal. Kerugian per hektare berkisar Rp4 juta,” katanya.

Selain mengakibatkan puluhan hektare sawah terendam, lanjut Rebino, jebolnya tanggul Sungai Mlese juga mengakibatkan jalan penghubung Dukuh Jombor (Desa Jabung)-Desa Mlese tak dapat dilewati.

Najwa Shihab ke Solo, Netizen: Ngecengin Gibran Ya?

“Genangan airnya lumayan tinggi. Sepeda motor yang melintas pasti macet. Jika ingin melintas dari Mlese ke Jombor atau sebaliknya harus memutar balik hingga tiga kilometer. Jebolnya tanggul itu juga mengakibatkan permukiman warga di Dukuh Jombor, Desa Jabung terdampak luapan air Sungai Mlese. Informasinya ada beberapa rumah. Tapi itu sudah di luar desa kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya