SOLOPOS.COM - Tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Cawas, Klaten, jebol pada Kamis (19/3/2020) sore. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Cawas, Klaten, kembali jebol pada Kamis (19/3/2020) sore. Sepanjang musim penghujan ini, tanggul itu sudah jebol empat kali.

Tanggul Sungai Gamping di Cawas, Klaten, jebol pada Kamis sekitar pukul 17.00 WIB. Alur Sungai Gamping tak mampu menampung air hujan serta kiriman dari wilayah hulu termasuk dari daerah Gunungkidul, DIY.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tanggul yang jebol berada di sisi selatan sepanjang 17 meter. Selain Sungai Gamping, tanggul Sungai Jaran di desa yang sama juga jebol sepanjang 4 meter.

Camat Cawas, Moh. Prihadi, mengatakan selain tingginya volume air, kondisi tanggul juga rawan jebol lantaran struktur tanahnya berpasir.

Ekspedisi Mudik 2024

1 PDP dan 1 ODP Corona di RSUD dr. Soedono Madiun Meninggal Dunia

“Pada tanggul juga ada potensi lubang-lubang salah satunya lubang untuk sarang tikus,” kata Prihadi saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (20/3/2020).

Jebolnya tanggul Sungai Gamping di Cawas, Klaten, ini sudah kali keempat sepanjang musim penghujan kali ini. Berdasarkan data, pada Sabtu (15/12/2019) lalu, tanggul Sungai Gamping jebol sepanjang 15 meter.

Pada Jumat (31/1/2020), tanggul Sungai Gamping wilayah Karangasem kembali jebol di lokasi lain. Belum genap sebulan, tanggul sementara kembali jebol pada Sabtu (15/2/2020).

Tambah, Warga Wonogiri Karantina Mandiri Karena Kontak Dengan Pasien Corona Jadi 117 Orang

“Untuk tanggul yang kali ini jebol berada di sisi selatan dari tanggul yang sebelumnya jebol dua kali,” kata dia.

Prihadi belum bisa memastikan luasan sawah yang terdampak akibat jebolnya tanggul kali ini lantaran masih dalam pendataan. Untuk penanganan sementara, tanggul bakal ditutup menggunakan karung diisi pasir dan diperkuat dengan bambu.

Pembangunan Tanggul Permanen Terkendala Akses

Terkait penanganan tanggul secara permanen, Prihadi menjelaskan sudah ada komunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Namun, pembangunan tanggul permanen terkendala akses menuju lokasi.

Mobil Tabrak Motor di Karanganyar, 2 Orang Meninggal

“Dari BBWSBS sudah menyanggupi untuk membangun tanggul permanen di sisi utara yang sebelumnya jebol sepanjang 70 meter dan di sisi selatan sepanjang 20 meter. Namun, akses memasukkan material ke lokasi itu sulit karena dari jalan itu berjarak 1,5 km. Jadi kemungkinan baru bisa dikerjakan musim kemarau nanti,” kata Prihadi.

Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan (OP) BBWSBS, Surendro Andi Wibowo, mengatakan penutupan tanggul sungai yang jebol di Klaten dilakukan sementara memanfaatkan karung pasir dan beronjong kawat diantaranya dari BBWSBS, PUSDA, DPUPR, serta BPBD.

5 Wilayah di Jateng Masih Bebas ODP & PDP Corona, Mana Saja?

“Tanggul jebol memang menjadi masalah rutin. Persoalan utama itu dari tanah yang kurang bagus dan agak berpasir. Banyak lubang tikus itu juga menjadi masalah selain kondisi cuaca ekstrem dan besarnya kiriman air dari wilayah hulu,” kata dia.

Surendro mengatakan persoalan ini selesai jika dibangun tanggul permanen. Namun, pembangunan tanggul permanen dilakukan secara bertahap pada lokasi-lokasi tanggul yang selama ini kritis.

Salah satunya lantaran tingginya biaya untuk pembangunan tanggul permanen. “Ini berdasarkan pengalaman saja, untuk membangun tanggul permanen sepanjang 1 km itu, butuh biaya Rp25 miliar hingga Rp35 miliar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya