SOLOPOS.COM - Warga dan sukarelawan menutup tanggul sungai yang jebol di Desa Karangasem, Cawas, Klaten, Kamis (26/12/2019). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Jebolnya tanggul Sungai Gamping dan Sungai Padangan di Desa Karangasem dan Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten, membuat petani merugi akibat sawah mereka terendam banjir.

Kerugian yang dialami petani rata-rata Rp1,5 juta per patok. Tanaman mereka terendam banjir hingga lumpur dan pasir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tanggul di kedua sungai itu jebol pada Rabu (25/12/2019) sore. Ada tiga lokasi tanggul jebol di sepanjang Sungai Gamping. Di Desa Karangasem, tanggul Sungai Gamping jebol sepanjang 20 meter dengan lebar 3 meter dan ketinggian 4 meter.

Ekspedisi Mudik 2024

Di Desa Burikan, tanggul Sungai Gamping jebol di dua lokasi masing-masing sepanjang 10 meter, tinggi 3 meter, dan lebar 3 meter serta panjang 5 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 3 meter.

Sementara tanggul Sungai Padangan jebol di wilayah Desa Karangasem dengan ukuran panjang 20 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 4 meter. Total luas lahan pertanian yang terendam air serta lumpur sekitar 145 hektare hingga pendataan Rabu sore.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Utomo Desa Karangasem, Slamet, mengatakan rata-rata tanaman padi yang terendam air akibat tanggul Sungai Gamping jebol di wilayah Dukuh Jonggo, Desa Karangasem, baru berusia 25 hari.

Jadi Trending Topic, Ini Foto-Foto Gerhana Matahari Cincin

Total luas sawah yang terendam air sungai hingga lumpur serta sampah sekitar 50 hektare. Tanaman padi yang terdampak tanggul jebol kecil kemungkinannya bisa hidup. Apalagi di lahan pertanian yang berimpitan dengan tanggul.

“Ada sekitar 2 ha yang tertimbun lumpur dan pasir. Perkiraan kami hanya sebagian kecil yang masih bisa bertahan hidup,” kata Slamet saat ditemui Solopos.com di Karangasem, Kamis (26/12/2019).

Akibat kejadian tersebut, Slamet menjelaskan rata-rata kerugian per patok sawah (sekitar 1.800 meter persegi) akibat tanggul jebol minimal Rp1,5 juta. Nilai kerugian itu dihitung dari biaya produksi seperti penyiapan bibit tanaman hingga buruh tanam.

“Itu belum sampai ke pemupukan. Kalau di wilayah kami tidak ada yang ikut asuransi [asuransi usaha tani padi atau AUTP]. Dulu pernah kami kumpulkan untuk ikut namun tidak dapat. Padahal daerah kami termasuk daerah rawan banjir dan tanggul sungai jebol kerap terjadi,” jelas dia.

Nilai kerugian yang sama dialami petani di wilayah Desa Burikan. Salah satu petani, Sehmanto, 54, mengatakan total luas lahan pertanian yang terdampak jebolnya tanggul Sungai Gamping yakni 25 ha.

Netflix Diblokir Telkomsel, Menkominfo Mengaku Tak Bisa Apa-Apa

Usia tanaman padi antara 20 hari hingga 25 hari. Kerugian diperkirakan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per patok sawah.

“Saya tanam di tiga patok sawah. Total kerugian yang saya alami minimal Rp3 juta,” kata pria yang juga perangkat Desa Burikan tersebut.

Soal penyebab jebolnya tanggul, Slamet dan Sehmanto mengatakan tanggul berupa tanah jebol disebabkan banyaknya lubang sarang tikus. Kondisi itu membuat tanggul rapuh hingga tak mampu menahan peningkatan debit air sungai.

Hal itu seperti yang terlihat di sekitar tanggul jebol terdapat lubang-lubang di berbagai lokasi. “Lubang tikus di sekitar tanggul memang banyak, ketika debit air meningkat tanggul tak kuat menahan,” kata dia.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, menegaskan untuk memastikan luas lahan puso akibat jebolnya tanggul tersebut menunggu perkembangan selama tiga hari mendatang.

Putri Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya Menikah di Depan Jenazah Ayahnya

Hal itu untuk melihat perkembangan ketinggian air sungai yang menggenangi sawah. “Yang terendam air belum tentu seluruhnya puso. Makanya perlu dilihat tiga hingga empat hari seperti apa perkembangan ketinggian air untuk memastikan luasan lahan yang puso,” jelas dia.

Dia mengaku ada petani yang sawahnya tertimbun lumpur hingga harus ditanami ulang. Tetapi, itu hanya di beberapa lokasi.

Soal AUTP, Widiyanti menegaskan ada sebagian petani di wilayah Desa Karangasem dan Burikan yang ikut program asuransi subsidi pemerintah tersebut. “Kami cek dulu apakah sawah-sawah yang terdampak ini diikutkan asuransi atau tidak,” urai dia.

Sementara itu, warga dibantu sukarelawan, TNI, Polri, serta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menambal tanggul Sungai Gamping dan Sungai Padangan yang jebol. Penambalan menggunakan bambu serta karung diisi tanah.

“Tentunya pelaksanaan penambalan darurat ini dilakukan secepatnya agar tanggul lebih aman dan tidak ambrol lagi,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat mendatangi lokasi tanggul jebol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya