SOLOPOS.COM - Deklarasi Persatuan Dukun Nusantara dilakukan di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Rabu (3/2/2021). (detik.com)

Solopos.com, BANYUWANGI -- Pendeklarasian Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) di Banyuwangi, Jawa Timur, memantik reaksi beragam di kalangan ormas Islam. Apalagi  Perdunu berniat menggelar festival santet, yang selama ini yang dianggap praktik sesat dalam Islam.

Menyikapi hal itu, Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim berpandangan bahwa praktik perdukunan telah mengikis nalar ilmiah masyarakat. Itu terjadi karena praktik perdukunan telah mempunyai sejarah yang panjang di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Dalam konteks Indonesia. Praktik perdukunan punya sejarah panjang. Perdukunan senantiasa dikaitkan dengan praktik politik, medis, karier dan masalah-masalah lain. Tetapi seiring berjalannya waktu, era modern dengan nalar ilmiahnya mereduksi praktik-praktik tersebut. Bahwa hal tersebut masih ada tentunya menjadi tantangan bagi ilmu pengetahuan dan agama," kata Wakil Sekertaris PWPM Jatim, Zaki Astofani, seperti dikutip dari detik.com, Sabtu (6/2/2021).

Baca juga: Persatuan Dukun Nusantara Dideklarasikan di Banyuwangi, Ingin Gelar Festival Santet, Hmm...

"Fenomena Perdunu ini menegaskan bahwa masih ada masyarakat yang kurang mempunyai nalar kritis. Mereka masih mempercayakan nasibnya atau yang lainnya pada pada ramalan-ramalan tidak rasional," imbuh Zaki.

Menurut Zaki, masih adanya praktik perdukunan juga merupakan otokritik sekaligus tantangan bagi masyarakat modern saat ini. Adapun tantangan itu yakni sejauh mana ilmu pengetahuan mampu hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai solusi masalah yang dihadapi.

"Saya kira itu menjadi semacam kritik buat masyarakat akademik agar ilmu pengetahuan bisa lebih dekat dan berbaur dalam menyelesaikan masalah-masalah krusial di masyarakat," terang Zaki.

Festival Santet

Sedangkan menanggapi rencana gelaran festival santet yang menjadi program kerja Perdanu, Zaki menyebut hal itu sah-sah saja dilakukan selama bertujuan pariwisata atau hiburan semata. Menurutnya, festival itu akan menjadi masalah jika kegiatan itu telah mengarah kepada kemusyrikan.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang Tipu Warga, Korban Disuruh Beli Minyak Biroworojo Rp4 Juta

"Hadirnya Perdunu dengan rencana Festival Santet tidak menjadi masalah kalau hal tersebut hanya sebatas festival yang menunjukkan praktik sejarah kearifan lokal dengan tujuan hiburan atau pariwisata. Akan tetapi akan jadi masalah besar ketika praktiknya mengarah kepada kemusyrikan. Bisa jadi hal tersebut akan menjadi praktik kemusyrikan massal. Pemerintah dan kepolisian harus mencegah hal tersebut," papar Zaki.

"Karena kalau dibiarkan akan merusak nalar ilmiah dan keimanan generasi hari ini dan yang akan datang. Sedangkan dalam konteks hukum positif, praktik santet akan merusak tatanan masyarakat. Ada potensi membuat gaduh dan mengganggu ketertiban umum. Tentu perlu dicegah," pungkas Zaki.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang yang mengaku sebagai dukun atau paranormal mendeklarasikan diri dalam sebuah perkumpulan atau wadah. Mereka menamakan perkumpulan itu dengan Perdunu (Persatuan Dukun Nusantara).

Baca juga: Dukung Muktamar Muhammadiyah, UMS Bangun Guest House Setara Hotel

Deklarasi di gelar di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Rabu (3/2/2021). Kegiatan digelar dengan pengenalan logo, pembentukan pengurus hingga pemotongan tumpeng sebagai ucapan syukur. Kegiatan deklarasi dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Tujuan didirikannya Perdunu ini agar masyarakat tak terjerumus dengan aksi dukun abal-abal dan menjerumus kepada penipuan. Program kerja perkumpulan dukun atau paranormal ini adalah bakal menggelar Festival Santet dan mengenalkan destinasi mistis di Banyuwangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya