SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menanggapi keresahan masyarakat tentang kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Topik itu masih menjadi perbincangan masyarakat hingga kini. Wali Kota Solo menyampaikan harapan semoga persoalan tersebut segera terselesaikan. “Ya untuk soal kelangkaan minyak goreng semoga segera terselesaikan. Minggu-minggu depan semoga segera membaik,” ucap Wali Kota Solo kepada wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (25/2/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : Operasi Pasar 8.000 Liter Minyak Goreng Curah di Madiun, Ini Sasarannya

Masyarakat tidak hanya mengeluhkan stok minyak goreng di pasaran. Kenaikan harga minyak goreng juga meresahkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seperti disampaikan salah satu pedagang telur gulung di Pasar Gede Solo, Antok Budiman, 30. Antok mengakui kelangkaan minyak berpengaruh terhadap penghasilannya.

“Semakin sepi ditambah pandemi dan musim hujan seperti ini. Orang tidak banyak yang keluar untuk membeli jajanan apalagi minyak [goreng] sekarang masih belum stabil. Terpaksa barang dagangan saya naikkan harganya,” ucap Antok saat berbincang dengan Solopos.com.

Baca Juga : Sales Tawarkan Minyak Goreng Dijual Paket, Pedagang Pasar Klaten Pusing

Kekhawatiran tentang kelangkaan minyak goreng ini juga berpengaruh terhadap warung makan di pinggir jalan sekitar Pasar Gede. Sumini, 42, pedagang nasi sayur di warung makan sekitar Pasar Gede juga mengeluhkan harga minyak goreng mahal. Dampaknya, Sumini terpaksa menaikkan harga gorengan Rp500 menjadi Rp1000 per biji.

“Bukan hanya warung jadi berkurang pelanggannya, tetapi terkadang orang menghindari beli gorengan karena sudah mengetahui minyak mahal. Pasti harga gorengan juga ikut mahal,” ucap Sumini kepada Solopos.com.

Baca Juga : Kunjungi Pasar Tertua di Pekanbaru, Menko Airlangga Pantau HET Minyak Goreng

Ia terpaksa memasak seadanya. Sumini berharap harga minyak goreng kembali normal dan pemerintah segera menindaklanjuti fenomena ini. “Walaupun sudah [mengurangi jumlah gorengan] dengan hanya membuat 30 biji tetap tidak laku. Sebelum kelangkaan minyak ini bisa menjual 70 biji gorengan per hari,” tutur Sumini.

Penjual ayam goreng tepung di sekitar Pasar Gede, Sujatmiko, 39, juga mengatakan hal serupa. Dia sempat berpikir untuk menutup usaha karena sulit membeli minyak goreng. “Saya hampir gulung tikar. Ya mau bagaimana lagi. Bahan baku dagangan saya harus menggunakan minyak yang banyak. Sedangkan pembeli juga tidak seberapa,” ucap lelaki yang akrab disapa Jatmiko itu saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga : Bupati Klaten: Nekat Timbun Minyak Goreng, Langsung Ditindak!

Sujatmiko mengaku penghasilannya turun 50 persen setelah harga minyak goreng naik dan stok langka di pasaran. Setiap hari, ia bisa menjual 200 potong ayam. Sekarang, ia hanya bisa menjual 100 potong ayam per hari. “Harapannya semoga kelangkaan ini segera selesai dan bisa kembali seperti semula. Pemerintah segera mengambil tindakan tegas agar kelangkaan ini segera berakhir.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya