SOLOPOS.COM - RAWAN BENCANA -- Air menggenang di dalam Pasar Harjodaksino, Solo, seusai terjadinya hujan beberapa waktu lalu. Kondisi pasar yang dinilai rawan mengalami berbagai macam bencana membuat Dinas Pengelolaan Pasar untuk kali pertama menganggarkan dana tanggap darurat untuk antisipasi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

RAWAN BENCANA -- Air menggenang di dalam Pasar Harjodaksino, Solo, seusai terjadinya hujan beberapa waktu lalu. Kondisi pasar-pasar yang dinilai rawan mengalami berbagai macam bencana membuat Dinas Pengelolaan Pasar untuk kali pertama menganggarkan dana tanggap darurat untuk antisipasi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, untuk kali pertama pada tahun ini menyiapkan dana penanganan tanggap darurat bagi pasar yang terkena bencana. Dana itu telah dimasukkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut senilai Rp70 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala DPP, Subagiyo, Jumat (27/1/2012), mengatakan keberadaan pasar tradisional di Solo memang tidak bisa lepas dari ancaman bencana, baik yang disebabkan faktor alam maupun faktor teknis dan kesalahan manusia. Dia mencontohkan Pasar Jongke, Pasar Sangkrah, dan Pasar Harjodaksino yang selalu terancam banjir.

Selain itu, ada pula ancaman kebakaran dan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu belakangan ini, ancaman bencana itu semakin meningkat. “Lihat saja beberapa hari terakhir, angin kencang yang bertiup benar-benar tak terbayangkan. Angin itu mengakibatkan sebagian atap Pasar Klewer tersingkap dan pohon tumbang menimpa salah satu bagian Pasar Depok,” ungkap Subagiyo.

Kerusakan akibat angin kencang di dua pasar itu, diakui Subagiyo, memang belum bisa langsung dibantu perbaikannya menggunakan dana tanggap darurat karena penggunaan dana itu perlu mekanisme, salah satunya harus dengan ketetapan Walikota. Selain itu, Subagiyo menambahkan penggunaan dana itu juga harus melihat skala kerusakan.

Saat ini, di Solo ada 43 pasar tradisional sehingga dana tanggap darurat bencana untuk pasar senilai Rp70 juta itu terlihat kecil dan harus digunakan secara hati-hati. “Ya ini kan baru kali pertama dianggarkan dana tanggap darurat. Baru uji coba jadi belum bisa memperkirakan cukup atau tidaknya. Yang jelas, penggunaannya harus melihat skala kerusakannya,” katanya.

Masih terkait dengan ancaman bencana di pasar tradisional, meski sudah disediakan dana tanggap darurat, Subagiyo meminta pengelola maupun pedagang di pasar bisa meningkatkan kewaspadaan. Langkah-langkah pencegahan tetap harus dilakukan.

Dalam hal itu, Subagiyo sangat menyarankan agar aliran listrik langsung diputus ketika cuaca terlihat memburuk dan berpotensi membahayakan. “Ingat, angin kencang kalau mengenai kabel-kabel yang berseliweran juga bisa mengakibatkan kebakaran. Angin bisa membuat kabel-kabel saling bergesekan dan bisa memicu korsleting,” katanya.

JIBI/SOLOPOS/Suharsih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya