SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan virus corona (Covid-19). (Freepik)

Solopos.com, SOLO - Nurrasyidah, 29, bercerita mengenai perjuangannya menangani pasien Covid-19. Dokter di RSUD Bung Karno Solo itu juga berbagi pengalamannya terkait imbas dari tugasnya itu.

Nura, sapaan akrabnya, merupakan dokter umum yang berjaga di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Bung Karno Solo. Setiap harinya, dia menerima pasien yang terkadang belum diketahui terpapar Covid-19 atau tidak. Oleh karenanya, tes dilakukan lebih dulu agar tenaga kesehatan bersiap dengan penanganannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Duh, Satpol PP Karanganyar Terima 20 Aduan Pasangan Bermesraan di Ruang Publik

Menangani pasien Covid-19 menjadi pengalaman berharga baginya. Berbeda dengan pasien-pasien penyakit lain, menangani pasien Covid-19 membutuhkan seragam tempur berupa APD lengkap. Maklum, virus ini sangat mudah tertular.

"Ya memang seperti itu prosedurnya. Jadi kami harus gonta-ganti kostum demi keselamatan," katanya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (21/10/2020).

RSUD Bung Karno Solo memang menjadi salah satu rujukan pasien Covid-19 di Kota Bengawan. Nura pun harus bersiap dengan penerimaan pasien setiap harinya, terlebih dia berjaga di UGD. Pernah suatu ketika, dia dan rekan-rekannya harus menggunakan APD lengkap secara cepat karena pasien Covid-19 tiba-tiba datang.

"Jadi pihak puskesmas tidak telepon, kami jadinya terburu-buru memakai APD lengkap, mulai dari hazmat, face shield , hingga masker. Tapi ada puskesmas yang sudah telepon lebih dulu, jadi kami persiapannya lebih matang," jelasnya.

Waktu Penanganan

Dia menuturkan, biasanya penanganan pasien Covid-19 di IGD membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam tergantung ada penyakit penyertanya atau tidak. Jika tidak ada penyakit penyerta, penanganannya lebih cepat. Nura bercerita pengalamannya menggunakan APD lengkap berjam-jam karena pasien yang tidak sadarakan diri.

Saat itu, pasien tersebut hendak dirujuk ke RS lain. Namun, keluarga pasien yang ada saat itu bukan lah keluarga dekat. Sehingga mereka emoh menandatangani surat rujukan. Beruntung, akhirnya pasien tersebut bisa dirujuk dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Nura mengatakan dirinya saat ini memilih untuk berpisah dengan orang tua karena takut menjadi carrier virus. Apalagi orang tuanya merupakan golongan yang rentan terpapar Covid-19.

Hilang Sejak Rabu, Mbah Rebo Ditemukan Tewas Menggantung di Tebing Makam Sambungmacan Sragen

Sebelumnya, dia tinggal di rumah mertua bersama sang suami. Dia kemudian memilih untuk pindah sejak menangani pasien Covid-19. Menurutnya, ini menjadi tantangan besar bagi seorang nakes yang menangani pasien Covid-19.

"Ya biasanya setiap hari ketemu, sekarang jarang bertemu. Sebelum menangani pasien Covid-19 saya juga sering berkunjung, saat ini sangat jarang sekali," tandas Nura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya