SOLOPOS.COM - Salah satu petani Desa Jono, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen memperlihatkan tanaman jagung miliknya pada Minggu (9/10/2022). Tanaman jagung roboh diterpa angin kencang pada Sabtu (8/10/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah petani jagung di Desa Jono, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah harus gigit jari karena 50 hektare (ha) lahan yang ditanami jagung rusak diterjang hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (8/10/2022).

Seperti diketahui hujan lebat disertai angin kencang melanda Kabupaten Sragen pada Sabtu, (8/10/2022). Bencana alam tersebut tidak hanya berdampak pada rumah rusak dan pohon tumbang. Sejumlah petani di Desa Jono, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen terancam merugi karena tanaman jagung roboh diterpa angin kencang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tanon, Miswanto, mengatakan hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Desa Jono, Kecamatan Tanon mulai pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB.

“Akibat angin kencang tersebut tanaman padi dan jagung terdampak. Pohon jagung banyak yang patah. Kemudian padi banyak yang roboh,” terang Miswanto ditemui Solopos.com di areal persawahan Desa Jono pada Minggu (9/10/2022).

Ia menuturkan total lahan di Desa Jono, Kecamatan Tanon mencapai 280 hektare. Lahan tersebut dikelola lima kelompok tani dengan total hampir 2.000 petani. Tanaman jagung mendominasi, yaitu 150 hektare. Sisanya tanaman padi. “Dari 150 hektare tanaman jagung, lebih dari 50 hektare tanaman jagung roboh,” ujar Miswanto.

Baca Juga : Hujan Disertai Angin Kencang Terjang 13 Kecamatan di Sragen, 20 Rumah Rusak

Ia menjelaskan tanaman jagung yang patah akibat angin kencang tidak bisa diselamatkan. Kondisi itu berbeda dengan tanaman padi. Petani masih bisa menegakkan kembali padi yang rebah dengan mengikat batang. Namun, petani harus mengeluarkan biaya dan tenaga tambahan sehingga biaya produksi naik.

“Untuk tanaman jagung kalau roboh, tidak bisa diselamatkan. Kalau diangkat kembali, bisa patah,” jelas Miswanto.

Miswanto mengatakan tanaman jagung roboh mengakibatkan kualitas panen tidak maksimal dan harga turun. Menurutnya berat massa jenis jagung, tidak akan maksimal.

Dia memprediksi petani mengalami kerugian hingga 30% apabila nekat menjual jagung yang terdampak hujan deras disertai angin kencang itu. Dia menjelaskan distribusi air dari tanah ke biji jagung melalui batang. Padahal, batang jagung roboh sehingga tidak bisa mengalirkan nutrisi dengan sempurna.

Berharap Bantuan Pemerintah

Baca Juga : Hujan & Angin Kencang Rusak 50 Ha Lahan di Tanon Sragen, Petani Terancam Merugi

“Baru kali pertama jagung bisa roboh karena angin kencang. Kami baru bisa panen ketika usia tanaman jagung sudah maksimal. Kalau saat ini yang roboh dipanen, tidak akan kering sempurna,” ungkapnya.

Salah satu petani Desa Jono, Maryanto, mengatakan ia mempunyai lahan 2.000 meter persegi yang ditanami jagung dan 7.500 meter persegi ditanami padi. Akibat angin kencang, jagung dan padi miliknya roboh. Sedianya ia bisa memanen jagung, kurang lebih dua bulan lagi.

Saat Solopos.com mengunjungi areal persawahan miliknya, ia bersama tiga orang lain sedang berusaha menyelamatkan tanaman padi miliknya dengan cara mengikat rumpun padi sehingga bisa tegak kembali.

“Untungnya padi masih bisa diikat walaupun harus keluar biaya lagi. Kurang lebih untuk lahan ini butuh Rp1 juta. Makan waktu lagi. Kalau jagung nanti bakal rugi waktu dijual. Hasilnya tidak maksimal,” terang Maryanto.

Petani lain, Kismo Suyitno harus gigit jari melihat tanaman jagung yang ditanam di lahan seluas 3,25 hektare roboh diterjang angin kencang. “Baru kali pertama ini, jagung saya roboh karena angin. Kalau ditaksir bisa rugi Rp10 juta,” terang Kismo.

Baca Juga : Masuk Musim Penghujan, Sragen Waspada Angin Kencang Hingga Longsor

Ia menambahkan angin kencang melanda Desa Jono kurang lebih selama 30 menit. Usai reda, pukul 21.00 WIB, ia pergi mengecek sawah dan mendapati jagung-jagung miliknya telah roboh. Kismo berharap bisa mendapat bantuan atas kerugian yang ia alami karena musibah ini datang dari alam dan tidak direncanakan.

Pantauan dari Solopos.com, saat mengunjungi areal persawahan di Desa Jono, terlihat petani tengah lalu lalang di sepanjang jalan di areal persawahan. Mereka mengecek tanaman jagung milik masing-masing. Beberapa petani juga tengah berusaha menyelamatkan padi milik masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya