SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani (tengah), dan unsur Forkopimcam Grogol, Sukoharjo, melakukan panen jagung di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Jumat (19/11/2021). (Istimewa/Humas Pemkab Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, yang menanam jagung pada musim kemarau lalu mendapatkan untung besar. Hal itu karena harga jagung di tingkat petani sedang tinggi.

Pada masa panen jagung, Oktober-November 2021 ini, harga jagung di tingkat petani wilayah Sukoharjo mencapai Rp5.000 per kg. Harga itu meningkat dibandingkan masa tanam sebelumnya yang hanya Rp4.000 per kg.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Harga tersebut juga lebih tinggi dibandingkan harga acuan pembelian di petani yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 7/2020. Dalam Permendag disebut harga acuan pembeli di petani untuk jagung dengan kadar air terendah atau 15% ditetapkan Rp3.150/kg.

Kemudian untuk jagung dengan kadar air 20% harganya Rp3.050/kg, kadar air 25% harganya Rp2.850/kg, kadar air 30% harganya Rp2.750/kg dan kadar air 35% harganya Rp2.500/kg

Baca Juga: Kakek yang Hilang di Sukoharjo Ditemukan Meninggal di Bawah Jembatan

Informasi yang diperoleh Solopos.com, satu hektare ladang jagung milik petani Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, mampu memproduksi 10 ton sekali panen. Dengan harga yang naik Rp1.000 dari Rp4.000 menjadi Rp5.000 per kg artinya pendapatan petani juga meningkat dari Rp40 juta menjadi Rp50 juta per hektare tanaman jagung.

Para petani di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, menanam jagung sebagai penyela tanaman padi saat musim kemarau. Proses menanam jagung mulai dari menanam benih hingga panen membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

Mereka mulai menanam jagung saat puncak musim kemarau pada Agustus. “Satu hektare ladang jagung menghasilkan 17,8 ton tongkol basah. Jika dikonversikan sebanyak 10,15 ton jagung kering per hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, di sela-sela panen jagung di Desa Pondok, Jumat (19/1/2021).

Baca Juga: Dipelihara Konglomerat Sukoharjo, Berapa Harga Harimau Benggala?

Biaya Produksi

Saat ini, harga jagung kering cukup tinggi yakni di kisaran Rp5.000 per kg. Sebagian keuntungan dari hasil panen jagung digunakan oleh petani Desa Pondok, Grogol, Sukoharjo, untuk menutup biaya produksi.

Misalnya, membeli pupuk dan obat pertanian, benih jagung dan pengolahan tanah sebelum ditanami jagung. Sebagian keuntungan lainnya digunakan para petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Biasanya, para petani menjual hasil panen kepada para pengepul yang mendatangi lokasi ladang jagung. “Para petani menanam jagung saat musim kemarau. Memasuki musim penghujan, mereka kembali menanam padi. Tanaman jagung juga membutuhkan pasokan air namun tak begitu banyak seperti padi,” ujarnya.

Baca Juga: Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo Ternyata Pernah Jadi Penjara PKI

Camat Grogol, Sukoharjo, itu berharap para petani bisa menanam jagung saat musim kemarau terutama di lahan persawahan yang minim pasokan air. “Para petani bisa beralih menanam palawijaya seperti jagung. Atau tanaman hortikultura seperti cabai dan kacang panjang,” paparnya.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan pertanian menjadi sektor paling tahan banting di tengah masa pandemi Covid-19. Selain menjaga ketahanan pangan, sektor pertanian mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Selain padi, jagung menjadi primadona dalam agribisnis. Tanaman jagung mudah dikembangkan dan tak membutuhkan perawatan khusus. “Jagung bisa menjadi tanaman pangan pengganti padi yang bisa dikembangkan pada masa mendatang. Hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya