SOLOPOS.COM - Petani yang juga penyuluh pertanian lapangan (PPL), Dalyono, mempraktikkan cara penggunaan emposan belerang untuk membasmi tikus di area persawahan di Masaran Sragen, Selasa (4/8/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Keberadaan jalan tol Solo-Kertosono yang melintasi wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ditengarai menjadi sarang ribuan tikus. Ribuan tikus itu belakangan meresahkan kalangan petani di sekitar tol.

Koordinator Penyuluh Pertanin Lapangan (PPL) Kecamatan Masaran, Sukir, menilai tikus-tikus yang menjadi musuh petani itu banyak bersarang di rongga-rongga tanah. Para petani berusaha membasmi tikus itu dengan beragam cara seperti geropyokan massal, penyemprotan gas belerang, hingga pemasangan jebakan dengan aliran listrik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cara terakhir dengan listrik sangat tidak direkomendasikan oleh Sukir karena sangat membahayakan keselamatan petani dan orang lain. Terhitung sejak Mei 2020, terdapat delapan warga Sragen yang meninggal sia-sia karena tersengat aliran listrik yang dipakai untuk membasmi tikus.

Gokil Men! Mbah Minto Klaten Punya Ajudan Pribadi Setelah Terkenal

"Namanya manusia itu tempatnya lupa. Bisa saja setelah memasang jebakan tikus bertenaga listrik itu, ia kemudian lupa mematikan. Akibatnya, keselamatan nyawa diri sendiri dan orang lain menjadi taruhannya," papar Sukir saat ditemui wartawan di Masaran, Sragen, Selasa (4/8/2020).

Sukir merekomendasikan penggunan emposan belerang untuk membasmi tikus. Dia menilai emposan belerang itu cukup efektif dalam membunuh ratusan tikus dalam sekali pakai, selain kegiatan geropyokan massal.

Kendala

Namun, ada kendala yang sulit dipecahkan kalangan petani dalam membasmi tikus dengan emposan belerang.

"Tikus itu ternyata bersarang di tanah uruk jalan tol [tol Solo-Kertosono yang melintasi Sragen] yang menjadi area terlarang untuk aktivitas warga. Petani tidak mungkin mendekati tanah jalan tol untuk membasmi tikus di sana karena ada pagar berduri. Oleh sebab itu, tikus yang bersarang di jalan tol itu jelas sulit untuk dibasmi," terang Sukir.

Dalyono, 50, salah seorang petani yang juga bertugas sebagai PPL di Kecamatan Miri mengaku sudah lebih dari lima tahun menggunakan emposan belerang untuk membasmi tikus. Emposan tikus yang berbentuk seperti knalpot kendaraan bermotor itu dibuat dengan dana senilai Rp250.000.

Satpam Cabuli Bocah 5 Tahun, Alasannya Tak Puas dengan Servis Ranjang Istri

Emposan belerang ini terdiri atas dua bagian, yakni tabung dan alat pemompa udara. Tabung dibuat untuk membakar jerami yang diberi serbuk belerang.

Sementara pompa udara yang digerakkan dengan tuas putar berfungsi mendorong gas belerang itu masuk ke lubang tanah yang menjadi sarang tikus.

"Vanbelt untuk memompa udara ini terbuat dari karet biasa. Jika putus mudah diganti. Setelah menghirup gas belerang ini, biasanya tikus bersama anak-anaknya akan mati dalam tanah," papar Dalyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya