SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan jiwa Puskesmas Kasihan 2 sedang melakukan konseling bersama klien dan keluarganya dalam program inovasi Tamu Sitimewa. Senin (4/12/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Puskesmas Kasihan 2 memiliki inovasi program tatap muka residen psikiatri mengulik jiwa (Tamu Sitimewa)

Harianjogja.com, BANTUL—Keluhan-keluhan yang berhubungan dengan terganggunya kesehatan jiwa seseorang harus ditangani dengan cara yang lebih personal dan menyeluruh agar mendapatkan hasil yang optimal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itulah yang dilakukan oleh Puskesmas Kasihan 2 dengan inovasi program tatap muka residen psikiatri mengulik jiwa (Tamu Sitimewa).

Berdasarkan data kunjungan kasus kesehatan jiwa pada 2016 lalu di Puskesmas Kasihan 2, salah satu masalah kesehatan jiwa yakni Skizofrenia masuk dalam 10 besar penyakit.

Baik di dalam Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) sejumlah 971 kunjungan maupun di dalam Primary Care BPJS sebanyak 47 kunjungan. Padahal Skizofrenia membutuhkan perawatan berkesinambungan yang dilakukan dalam jangka panjang.

Programer Kesehatan Jiwa Puskesmas Kasihan 2, Siti Mulyani mengatakan hal itulah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan untuk memberikan pelayanan yang lebih menyeluruh, tidak sekedar memberikan obat saja.

Melalui inovasi Tamu Sitimewa ini, pihaknya memberikan bimbingan dan penyuluhan secara personal kepada klien penyandang masalah kesehatan jiwa. Pasalnya setiap klien mempunyai latar belakang masalah yang berbeda sehingga penanganannya tidak bisa dilakukan dengan cara yang serupa antara satu dengan yang lain.

“Pada dasarnya Tamu Sitimewa ini merupakan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa berupa konsultasi kesehatan jiwa secara rutin,” ucapnya, Senin (4/12/2017).

Siti menambahkan langkah konseling pun diambil untuk menjamin tercapainya kebutuhan klien penyandang masalah jiwa. Apalagi menurutnya Puskesmas Kasihan 2 juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan konseling yang didasarkan akan motto SEHAT yakni Santun, Empati, Handal, Adil dan Terpadu.

Ia menjelaskan konseling ini dilakukan pada hari Rabu dan Jumat tiap minggu dengan melibatkan Pihak Puskesmas, klien dan keluarganya. Dalam sesi konseling ini, petugas kesehatan jiwa akan mengkaji keluhan dan kebutuhan klien secara mendalam sehingga permasalahan kejiwaan dapat terungkap dan solusi akan masalah tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien maupun keadaan keluarga.

Tak hanya itu saja, cakupan pelayanan program Tamu Sitimewa ini kemudian ditingkatkan dengan deteksi dini kesehatan jiwa menggunakan survei Self Reporting Questionnaire (SRQ) sesuai format Kementerian Kesehatan.

Menurut Siti, survei ini dilakukan bekerja sama dengan kader kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II dan telah dimulai sejak September lalu.

“Sejauh ini sudah 67% kuesioner yang disebarkan dan terus ditingkatkan. Selanjutnya hasil kuisioner ini akan dianalisa dan digunakan untuk menyusun langkah tindak lanjutnya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kasihan 2 Eko Budi Santoso berharap dengan inovasi ini masyarakat akan makin sadar pentingnya deteksi dini gangguan jiwa.

Apalagi pihaknya juga berkerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM untuk menyediakan layanan konseling dengan pskiater setiap Rabu. Sehingga layanan kesehatan jiwa di Puskesmas Kasihan 2 makin lengkap, mulai dari deteksi, penanganan hingga rehabilitasi.

“Kami juga memaksimalkan peran kader kesehatan jiwa di setiap dusun untuk mendeteksi dan melaporkan warganya agar tidak terlambat ditangani,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya