SOLOPOS.COM - Gedung Kementerian Keuangan (id.wikipedia.org)

Pemerintah mencari pinjaman senilai US$1 miliar demi menambal defisit anggaran yang diprediksi melebar.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pinjaman dana senilai US$1 miliar sebagai upaya untuk menambal defisit anggaran tahun ini yang diprediksi melebar. Dari target sebelumnya 2,41%, defisit diprediksi menjadi sekitar 2,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Schneider Siahaan, mengatakan pemerintah baru mengantongi komitmen pinjaman senilai US$500 juta. Menurutnya, upaya alternatif untuk menutup pelebaran defisit anggaran tersebut bisa diperoleh dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Menurutnya, komposisi terbesar penerbitan surat utang tersebut pastinya akan diperbesar untuk rupiah, meski tidak menutup kemungkinan juga akan menambahkan dari SBN berdenominasi valas.

“Namun tetap saja batas maksimal untuk SBN valas itu 25% nanti bisa kita upsize di 30%, maksimal. Tapi tetap kita maintain [jaga], supaya portofolio kita nanti jangan tiba-tiba kok lebih banyak valas. Kita juga tidak mau kebanyakan [penerbitan SBN] valas,” kata Schneider.

Tak hanya itu, Schneider juga mengatakan bahwa pihaknya juga tidak menutup kemungkinan akan menaikkan porsi penerbitan pinjaman dalam valuta asing yakni Euro bond. Euro bond tersebut masih belum pasti diterbitkan pada Juli besok, bahkan bisa jadi diterbitkan di Agustus mendatang.

“Masih belum pasti, itu ternyata kalau untuk Euro dimungkinkan masih ada rencana juga sih bisa sampai ke Agustus. Saya enggak ngerti persisnya juga timingnya. karena timingnya itu melihat market,” tuturnya.

Sementara itu, selain menarik dana dari penerbitan SBN untuk menutup pelebaran defisit APBN 2017, pemerintah juga telah memperoleh komitmen pinjaman dari beberapa lembaga pembiayaan multilateral.

“Pinjaman luar negeri kita usulkan naik, itu sebagian dari ADB, World Bank, dan lainnya. Itu yang kita coba jajaki. Pinjaman yang sudah direncanakan US$1 miliar, sekarang yang teridentifikasi sekitar US$500 juta komitmennya. Kita tinggal cari US$500 juta lagi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya