SOLOPOS.COM - Ilustrasi Solo Tanggap Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO — Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, meminta warga Kota Bengawan tetap melakoni pembatasan fisik kendati belum ada penambahan pasien terkonfirmasi positif virus corona.

Gugus meminta aktivitas keluar rumah dibatasi jika tidak terpaksa atau ada urusan yang mendesak. Permintaan itu juga didasari pada jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang terus bertambah setiap harinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data pada Selasa (1/4/2020), jumlah pasien ber-KTP luar Solo yang dirawat di RS rujukan lini pertama dan lini kedua di Solo sekitar 130 ODP dan 39 PDP.

Pemakaman Bob Hasan Dipimpin Langsung Pangdam IV/Diponegoro

Sementara, yang terkonfirmasi positif virus corona tiga di antaranya adalah warga Solo dan empat lainnya merupakan rujukan daerah lain.

Sedangkan data lokal, jumlah ODP menyentuh angka 232 jiwa, bertambah 11 orang dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu, 12 orang menjalani rawat inap, 95 orang rawat jalan, dan sisanya karantina mandiri.

Sementara jumlah PDP menjadi 32 atau bertambah tiga jiwa. PDP itu terdiri atas 13 orang masih menjalani perawatan, 14 orang sembuh, dan enam orang meninggal dunia.

Perhatian!

“Seharusnya data yang terus bertambah ini menjadi perhatian kita semua. Bukan berarti 0 positif corona [di Solo] lalu bebas begitu saja, keluar rumah, berkerumun. Virus ini tidak bisa diprediksi. Masyarakat harus tetap waspada setidaknya satu sampai dua bulan ke depan. Angka ini harus terus ditekan dan diusahakan turun. Saat ini masih masa tanggap darurat, sampai angka itu 0 semua,” ucap Ahyani.

Nyaris Batal Karena Corona, Honda Rilis CBR250RR 2020 Via Streaming

Ihwal keputusan Presiden tentang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), ia menyebut Wali Kota Solo telah lebih dahulu menerbitkan surat edaran (SE) terkait hal itu.

PSBB tersebut di antaranya meminta siswa belajar di rumah, pembatasan jam operaisonal tempat hiburan, mal, kantor, tempat publik, gedung pertemuan, dan sebagainya.

Hari Ini Dalam Sejarah: 2 April 1979, Antraks Mulai Serang Manusia

Namun, PSBB urung dilakukan di pasar tradisional maupun bisnis ritel karena masyarakat masih butuh akses pemenuhan kebutuhan pokok dan kunjungan bisnis singkat.

Lockdown

Ahyani menerangkan tak ada lockdown di tingkat Kota Solo yang sudah tak ada penambahan pasien positif virus corona.

“Kalau soal karantina wilayah di tempat-tempat tertentu itu atas inisiatif masyarakat sendiri, terutama di perumahan klaster. Tapi secara umum di tingkat kota, enggak mungkin bisa. Pintunya juga banyak sekali. Akses wilayah di kampung-kampung semuanya terkoneksi dengan daerah sekitar. Kalau lockdown, mau hidup dari mana kalau sumber bahan makanan kita itu dari luar atau daerah sekitar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya