SOLOPOS.COM - Ilustrasi uji swab. (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo kembali memecah rekor. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatatkan 43 kasus baru pada Jumat (17/7/2020).

Dengan tambahan tersebut, kumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Solo menjadi 166 orang. Jumlah ini hampir menyamai jumlah kasus positif Covid-19 Kabupaten Sukoharjo yang selama menjadi daerah yang kasus terbanyak di Soloraya. Hingga Jumat malam, jumlah terkonfirmasi positif corona di Sukoharjo mencapai 169 kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tambahan kasus positif corona Kota Solo pada Jumat terbagi menjadi beberapa klaster. Klaster Kupat Tahu dan Klaster Nakes RSUD dr Moewardi kembali menyumbang cukup banyak.

Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Wali Kota Solo Buka Peluang Lockdown Lokal

Selebihnya, kasus baru positif Covid-19 Kota Solo pada Jumat merupakan hasil pengembangan tracing kasus lama dan kasus mandiri dari pasien dalam pengawasan (PDP) yang naik kelas.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan tambahan 43 kasus itu perinciannya 29 kasus dari nakes RSUD dr Moewardi. Kemudian 11 kasus dari masyarakat umum, dan tiga tambahan lain dari Klaster Kupat Tahu Purwosari.

Uji Swab Massal

“Penambahan Jumat ini yang terbesar. Klaster RSDM [RSUD dr Moewardi] masih mendominasi, tapi dari masyarakat umum juga banyak. Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah pada Sabtu [18/7/2020] dan Minggu [19/7/2020]. Kami menggelar uji swab massal pada hari itu. Tapi kami juga berharap sebaliknya,” kata dia dihubungi Solopos.com, Jumat malam.

Klaster Lamaran di Boyolali Sumbang 15 Kasus Baru Positif Covid-19

Gugus Tugas masih terus mematangkan Peraturan Walikota (Perwali) berisi sanksi bagi masyarakat yang enggan menerapkan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker. Hal ini untuk mencegah bertambahnya kasus positif Covid-19 di Kota Solo.

Namun, sebelum sanksi benar-benar diterapkan, dia berharap masyarakat disiplin tanpa ancaman sanksi. “Bagaimana mendisiplinkan warga, utamanya kalangan rentan seperti orang tua dan anak-anak,” jelasnya.

4 Nakes Positif Corona, Puskesmas Jayengan Solo Tutup Sepekan

Ihwal Klaster Tahu Kupat yang memiliki angka positif (positivity rate) tinggi, ia mengakui masih ada pengusaha kuliner yang abai menyediakan tempat cuci tangan atau cuci peranti masakan dengan air mengalir.

Padahal, alat-alat tersebut bisa menjadi media penularan virus SARS CoV-2. “Sanksinya ya ditutup sementara. Kami sebenarnya tidak kurang-kurang mengingatkan masyarakat,” kata Ahyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya