SOLOPOS.COM - Warga Natuna berunjuk rasa di depan gerbang Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (1/2/2020), menolak kedatangan WNI dari Wuhan, China.(Antara-Cherman)

Solopos.com, JAKARTA -- Evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, rupanya menemui hambatan baru. Dengan alasan khawatir tertular, warga Natuna melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (1/2/2020), menolak kedatangan WNI dari Wuhan, China.

Setelah dievakuasi dari kota di Provinsi Hubei itu, ratusan WNI akan dikarantina selama kurang lebih dua pekan di Natuna untuk memastikan mereka sehat dan bebas dari virus Corona.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Menanggapi rencana itu, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna, Kepri, menyarankan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China dikarantina di Kapal Republik Indonesia (KRI). Alasannya agar proses karantina tidak meresahkan masyarakat setempat.

"Karantina mereka selama 14 hari di tengah-tengah laut, dengan begitu tak ada yang berhubungan langsung dengan penduduk setempat, apalagi sampai membuat resah warga," kata Ketua KNPI Natuna, Haryadi, di Tanjungpinang, Sabtu (1/2/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Cek Fakta: Viral Undangan Berkop Muhammadiyah Tantang Debat Tahlilan dan Zikir

Haryadi beralasan KRI mempunyai kapasitas daya tampung yang cukup untuk menampung ratusan WNI dari Wuhan, China tersebut. Pemerintah, katanya, hanya perlu melengkapi peralatan dan tenaga medis yang memadai untuk proses karantina mereka.

Haryadi beralasan masyarakat Natuna bukan menolak kedatangan WNI itu di daerah setempat, tetapi telanjur khawatir dengan isu virus Corona yang berasal dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Kami bukannya menolak, mereka semua saudara kita. Maka itu, sebagai bentuk rasa nasionalis, kami tawarkan solusi kepada pemerintah, karantina mereka di KRI," kilahnya.

Haryadi mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat mengarantinakan WNI tersebut ke Natuna, sedangkan dari segi peralatan dan tenaga medis di Natuna tidak memadai, bahkan didatangkan langsung dari pusat.

Terungkap! Sri Mulyani Pernah Sakit Perut karena Janji Kampanye Jokowi

"Kenapa tidak dikarantina di Ibu Kota, Jakarta, sudah tentu peralatan dan tenaga medis di sana lebih lengkap dan canggih," tuturnya.

Haryadi mengaku prihatin dengan pernyataan Kementerian Kesehatan beberapa hari yang lalu soal karantina WNI di Natuna dilakukan untuk pembuktian apakah mereka terinfeksi virus Corona atau tidak.

"Kementerian Kesehatan menyebut jika hasil karantina tak terbukti terinfeksi corona, baru mereka dipulangkan ke keluarga masing-masing," ucap Haryadi mencontohkan pernyataan pihak Kementerian Kesehatan.

Sambal Tabur dari Colomadu Karanganyar, Solusi Saat Cabai Mahal!

"Artinya perlu ada pembuktian. Tapi kenapa pembuktian itu harus di Natuna, kenapa tak di pusat saja," sebut Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya