SOLOPOS.COM - Menhaz memalsukan kuliahnya beberapa tahun dari keluarganya. (Mirror)

Solopos.com, OTTAWA — Seorang pemuda berusia 23 tahun tega membunuh keluarganya demi menutupi rahasia. Bukan menyesal, pemuda itu malah memamerkan aksi brutal tersebut kepada teman-teman online-nya.

Tunggu Hasil Swab, Seorang Satpam di Purbalingga Meninggal di Kos Saat Isolasi Mandiri

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melansir Mirror, Kamis (14/1/2021), Menhaz Zaman dikenal sebagai anak yang baik di keluarganya. Menhaz tinggal bersama kedua orang tuanya, Moniruz, 59, dan Momotaz, 50, saudara perempuannya, Malesa, 21, dan, nenek, Firoza Begum, 70, di Markham, Ontario.

Orang tuanya berasal dari Bangladesh memutuskan pindah ke Kanada untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Sama seperti orang tua kebanyakan, Moniruz dan Momotaz selalu membanggakan anak mereka di depan kerabat. Mereka sering mengatakan bahwa Menhaz adalah anak baik yang selalu mengutamakan keluarganya dan akan segera lulus dengan gelar teknik.

Seharusnya upacara kelulusan Menhaz berlangsung pada 28 Juli 2019. Bahkan keluarganya sudah mempersiapakan pendidikan S2 Menhaz. Tetapi, Menhaz menyimpan sebuah rahasia yang membuat rencana itu tidak akan terlaksana.

Deretan Bencana di Awal 2021: Pesawat Jatuh hingga Gunung Meletus, #PrayforIndonesia

Selama beberapa tahun Menhaz memalsukan kuliahnya pada keluarga. Dia selalu berpura-pura pergi kuliah di Universtias York setiap hari. Padahal dia telah gagal mengikuti kelas sejak awal perkulihan. Meskipun dia diberi kesempatan untuk mengulang, tetapi tidak pernah berhasil mengikuti perkuliahan.

Pada 2015, Menhaz memutuskan untuk keluar dari kuliahnya setelah melewati beberapa semester. Tetapi, dia tidak pernah mengatakan kepada keluarganya. Menhaz masih tetap pergi kuliah dengan membawa ransel dan laptopnya seolah tidak terjadi apa pun. Namun bukan kampus yang dia datangi, melainkan mencari tempat sepi untuk bermain video game.

Bantai Anggota Keluarga

Menjelang kelulusan tiba, orang tua Menhaz menjadi senang lantaran tidak sabar melihat wisuda putra mereka. Namun menjadi petaka bagi Menhaz karena semua rahasianya akan terungkap. Selama tiga tahun Menhaz berusaha mencari cara untuk menutupi kebohongannya.

BNPB: Korban Gempa Sulbar Menjadi 56 Jiwa, 637 Orang Luka-Luka

Alih-alih mengatakan sebenarnya, Menhaz justru mempertahankan kebohongan dan berencana membunuh keluarga. Pada 27 Juli 2019, dia membunuh ibunya dengan linggis dan menggorok leher ibunya dengan pisau dapur. Satu jam kemudian dia pun melakukan hal yang sama kepada neneknya.

Bukan menyesal, Menhaz bermain video game berjam-jam dan tidur siang sambil menunggu adiknya pulang. Ketika adiknya pulang, dia memukul kepalanya dan menggorok lehernya. Dia kemudian menunggu ayahnya pulang dan melakukan hal yang sama pada sang ayah.

Setelah membunuh seluruh keluarganya, dia tidak menelepon 911 atau kabur. Dia malah menceritakan aksinya kepada teman game online-nya. “Saya baru saja membantai seluruh keluarga saya,”tulisnya.

Awalnya, teman-temannya mengira dia hanya bercanda. Tetapi kemudian Menhaz mengirim foto mayat dan foto selfie dirinya memegang pisau penuh darah.

Bantu Pasien Covid-19, PMI Jateng Tebar 5 Ventilator

Merasa khawatir, teman-teman online Menhaz melaporkannya kepada pihak berwenang. Manhaz kemudian ditangkap dengan didakwa empat tuduhan pembunuhan. Dia mengaku membunuh keluarganya karena tidak ingin keluarganya mengetahui kebohongannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya