SOLOPOS.COM - Sejumlah pengendara motor dan mobil tampak mengantre membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Brumbung, Kabupaten Wonogiri, Jumat (3/6/2022) malam. (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Tak semua warga di Kabupaten Wonogiri mengerti dan mau menggunakan MyPertamina sebagai alat pembayaran baru untuk membeli Pertalite dan solar. Pemerintah diminta perlu memahami, masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya melek teknologi.

Hal itu dinyatakan Sucipto, warga Desa Bulusulur, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri. Ia mengaku sehari-hari menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar kendaraannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengaku sudah mengetahui informasi pembatasan pembelian Pertalite. Namun, dia belum memiliki wawasan tentang rencana penggunaan aplikasi MyPertamina. Sucipto baru tahu ihwal penggunaan aplikasi yang bisa diunduh gratis, saat Solopos.com meminta tanggapannya, Jumat (3/6/2022).

“Sebenarnya bagus karena mengikuti zaman. Tapi kayaknya enggak semua orang bisa, terutama yang sudah sepuh [tua],” kata dia.

Terlebih, kata dia, warga di Kabupaten Wonogiri masih banyak yang belum mengerti ihwal penggunaan teknologi. Sucipto mencontohkan sejumlah usaha di sekitar daerahnya yang menerapkan sistem transaksi online belum banyak mempengaruhi peningkatan pendapatan.

Baca Juga: BPH Migas: Beli Pertalite dan Solar Wajib Gunakan Aplikasi MyPertamina

“Dugaan saya, banyak yang bakal kesulitan memanfaatkannya,” katanya.

Hendri, seorang warga Desa Pokoh Kidul, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, juga mengaku belum tahu banyak ihwal penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran Pertalite dan solar. Kehadiran aplikasi tersebut bakal membingungkan masyarakat

“Maksudnya pembayarannya lewat aplikasi? Saya malah baru tahu, tapi kalau benar begitu, malah bingung nanti,” ucap Hendri.

Dilansir dari Bisnis.com, MyPertamina dihadirkan sebagai upaya pembatasan pembelian bahan bakar mesin (BBM) bersubsidi lewat prosedur verifikasi. Aplikasi tersebut bakal diterapkan mulai tahun 2022 guna memproyeksi realisasi konsumsi BBM bersubsidi yang bakal melebihi kuota yang ditetapkan.

Baca Juga: Aman dan Praktis Isi BBM Nontunai di SPBU Pakai Aplikasi MyPertamina

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman mencontohkan, kuota yang diberikan untuk Pertalite tahun ini sekitar 23,05 juta kiloliter. Sementara, PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi untuk Pertalite sudah mencapai 80 persen pada Mei 2022.

“Oleh sebab itu perlu diatur yang bisa mengonsumsi Pertalite. Misalnya, apakah mobil mewah masih boleh? Padahal mereka mampu beli yang nonsubsidi. Aturan tentang hal tersebut saat ini masih dalam finalisasi,” tutur Saleh seperti dikutip dari Bisnis.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya