SOLOPOS.COM - Gamelan Sekaten diusung dari Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Masjid Agung, Sabtu (2/11/2019). (Solopos-Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO — Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat, membantah adanya upaya komersialisasi tradisi Sekaten sehingga bergeser dari esensi utamanya sebagai sarana syiar agama Islam.

Dia menyatakan pasar malam yang digelar di Alun-alun Keraton Solo sebatas bagian untuk meramaikan. Sedangkan puncak acaranya yakni Garebeg Mulud Ehe 1956 tetap menjadi bagian paling penting. Garebeg atau Grebeg Mulud digelar tepat pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tahun ini, Grebeg Mulud rencananya dilangsungkan pada 8 Oktober 2022. “Hari Selasa [20/9/2022] kami sudah adakan rapat tentang acara Sekaten, boten pasar malam, tapi Sekatennya. Sudah rapat, persiapan dan sebagainya. Membahas rangkaian upacara Sekaten,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).

Dani menjelaskan rangkaian daftar ritual Sekaten atau Hajaddalem Garebeg Mulud Ehe 1956 di Keraton Solo dimulai Senin (26/9/2022) dengan membersihkan atau jamasan gamelan Sekati. Ada dua set gamelan yang dijamasi yakni Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Kanjeng Kiai Guntur Sari.

Keduanya yang merupakan gamelan pusaka peninggalan Sultan Agung Hanyokrokusumo (Kiai Guntur Sari) dan Paku Buwono (PB) IV (Kiai Guntur Madu) disimpan di Bangsal Langen Katon Keraton. Kedua gamelan nantinya dibunyikan selama sepekan nonstop.

Baca Juga: Esensi Sekaten Dinilai Sudah Bergeser, Keraton Solo Bantah Ada Komersialisasi

Esok harinya, Selasa (27/9/2022) pukul 10.00 WIB, beberapa gamelan pusaka di Bangsal Bale Bang Sitihinggil juga dijamasi. Rangkaian upacara berikutnya pada Sabtu (1/10/2022) pukul 10.00 WIB gamelan Sekati dibawa dari Langen Katon ke Pagongan Masjid Agung Solo.

Jamasan Pusaka Kiai Brawijaya

“Dibawa ke Pagongan Masjid Agung, yang di depan itu, sebelah utara dan selatan. Setelah itu, sore harinya, gamelan-gamelan itu mulai ditabuh. Terus nanti Keraton ada rangkaian upacara yang menyertai. Seperti pada 5 Oktober jamasan pusaka-pusaka,” terangnya.

Pusaka yang dijamasi sebagai bagian dari daftar ritual Sekaten di Keraton Solo itu yakni Kanjeng Kiai Brawijaya dan Kanjeng Kiai Setomi di Kompleks Sitihinggil. “Kanjeng Kiai Brawijaya adalah pusaka Keraton Solo peninggalan Kerajaan Majapahit, dan Nyai Setomi pusaka berbentuk meriam di Sitihinggil,” katanya.

Baca Juga: Pasar Malam Sekaten Solo Banyak Masalah, Budayawan: Kembalikan ke Esensinya

Berikut rangkaian upacara Hajaddalem Garebeg Mulud Ehe 1956:

1. Senin 26 September 2022, pusaka gamelan Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Kanjeng Kiai Guntur Sari (disebut Sekati) yang ada di Bangsal Langen Katon di dalam Keraton mulai dibersihkan dan dijamasi.
2. Selasa 27 September 2022 pukul 10.00 WIB seperangkat pendamping dan beberapa gamelan pusaka di Bangsal Bale Bang Sitihinggil juga dijamas.
3. Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 09.30 WIB gamelan Sekati atau Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Kanjeng Kiai Guntur Sari dari bangsal Langen Katon dibawa menuju Pagongan Masjid Agung yang di depan sebelah utara dan selatan.
4. Sabtu 1 Oktober 2022 sore gamelan-gamelan mulai ditabuh. Sementara di Keraton ada rangkaian upacara yang menyertai
5. Rabu 5 Oktober 2022 pukul 10.00 WIB jamasan Kanjeng Kiai Brawijaya (pusaka peninggalan Majapahit) dan Kanjeng Kiai Setomi (pusaka berwujud meriam di Sitihinggil).
6. Jumat 7 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB Wilujengan Malam Bakda Mulud di Bangsal Maliki di dalam kompleks Keraton.
7. Sabtu 8 Oktober 2022 pukul 04.30 wib membunyikan gangsa tengara bangun di Sitihinggil. Gamelan berbunyi menandakan ini sudah pagi dan akan ada acara.
8. Sabtu 8 Oktober 2022 pukul 08.00 WIB gangsa atau gamelan di Bangsal Pagongan Masjid Agung dibawa kembali masuk ke Keraton.
9. Sabtu 8 Oktober pukul 10.00 WIB Hajaddalem Pareden atau Gunungan Garebeg Mulud tahun Ehe 1956 itu dibawa dari keraton menuju Masjid Agung Solo.

Menurut Dani, berbagai persiapan telah dilakukan dengan matang. “Persiapannya di Pagongan Masjid Agung insya Allah ndak ada masalah, direnovasi sama Pemkot Solo, DPUPR, insya Allah sudah selesai dan sudah bisa digunakan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya