SOLOPOS.COM - Petugas gabungan melakukan evakuasi korban dari lokasi kecelakaan bus wisata di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (6/2/2022).(Antara/Dewangga)

Solopos.com, SOLO – Tidak ingin peristiwa kecelakaan maut di Bantul dan Balikpapan terulang, Dinas Perhubungan Solo menggelar pelatihan dan edukasi untuk para sopir bus dan truk serta para mekanik. Mereka kembali diingatkan tentang teknis pengereman untuk menghindari rem blong.

Kegiatan yang diikuti sekitar 50 peserta dari wilayah Soloraya itu juga melibatkan Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, sebagai salah satu pemateri. Sosialisasi dogelar di Kantor Dinas Perhubungan Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Perhubungan Solo, Hari Prihatno, mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya kasus kecelakaan bus maupun truk, seperti di bukit Bego, Bantul, Yogyakarta.

Baca Juga: Hotel di Solo Ini Jadi Lokasi Isoter Nakes Terpapar Covid-19

“Beberapa waktu terakhir banyak kecelakaan terjadi. Ada di Balikpapan, di Bantul, di Boyolali dan sebagainya. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan. Bisa karena human error, faktor teknis, bisa juga karena infrastruktur. Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini, semua bisa lebih waspada. Sebab kondisi di jalan bisa menimpa siapapun,” kata dia, Jumat (25/2/2022).

Sementara itu, seperti telah dia sampaikan di kesempatan sebelumnya, Wildan mengingatkan kepada para pengemudi dan teknisi untuk lebih waspada dan teliti dalam menggunakan sistem pengereman. Dia menyebutkan saat ini KNKT bersama Kementerian Perhubungan terus berupaya melakukan sosialisasi kepada para sopir dan teknisi dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya.

“Terus kami lakukan sosialisasi. Sebelum ini di Kementerian juga sudah dilakukan. Kemudian setelah ini kami juga akan lakukan di daerah lain,” jelas dia, kepada wartawan di Solo, Jumat.

Disebutkan, lebih dari 80% kecelakaan bus dan truk rem blong di jalan menurun disebabkan karena penggunaan gigi tinggi. “Untuk itu dalam kegiatan ini kami ingin mengingatkan para pengemudi. Kenapa kami libatkan juga mekanik, agar mereka juga sering memeriksa kondisi siatem pengereman kendaraan yang digunakan para pengemudi,” jelas dia.

Baca Juga: Sudah Pernah ke Taman Lansia Solo? Kira-kira Bisa Ngapain Aja Ya…

Salah satu pengemudi dari sebuah PO bus di Wonogiri, Sugeng, mengaku banyak mendapat ilmu baru dari kegiatan sosialisasi itu. “Bagus sekali, yang tadinya tidak mengerti, jadi mengerti. Misalnya soal kampas rem harus pakai jenis sesuai kebutuhan,” kata dia.

Sementara itu salah satu mekanik peserta sosialisasi, Warno, juga mengaku mendapatkan ilmu baru dari kegiatan tersebut. Meski sebagian besar materi sudah pernah dia dapatkan dari para seniornya, tetap ada beberapa materi baru yang didapat. “Misalnya soal sistem pengereman. Tadi dijelaskan jenis-jenis sistem rem. Semua memiliki sistem kerja dan manfaat berbeda. Baru tadi saya tahu ada perbedaan cara kerjanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya