SOLOPOS.COM - Talk show Sehat dan Berprestasi dengan esport oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sinoeng Noegroho Rachmadi (tiga dari kanan), lalu Elina Raharisti Rufaidhah, Psikolog Klinis Anak dan Remaja RS. dr. Moewardi Solo (tiga dari kiri) lalu Ketua Harian Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) Solo, Virel Wibawa Rosugo (kanan), Brand Manager Diplomat Mild, Ratri Nalayani, (dua dari kanan), dan Mohammad Agha yang merupakan atlet esport (dua dari kiri) dalam babak final Solopos Diplomat Solo Esport Arena (SDSEA) di Solo Grand Mall pada Minggu (14/11/2021) siang. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – Bukan sekadar permainan biasa, esport sudah menjadi cabang olahraga (cabor) resmi dalam ajang perhelatan olahraga. Pandangan negatif para orang tua tentang esport pun berangsur-angsur berubah menjadi dukungan pengembangan potensi diri anak.

Hal itu terungkap dalam sesi talkshow bertema Sehat dan Berprestasi dengan Esport dalam rangkaian acara Solopos Diplomat Solo Esport Arena 2021 (SDSEA) di Solo Grand Mall pada Minggu (14/11/2021) siang. Dalam diskusi itu menghadirkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang diwakili oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sinoeng Noegroho Rachmadi, lalu Elina Raharisti Rufaidhah sebagai Psikolog Klinis Anak dan Remaja RS. dr. Moewardi Solo, lalu Ketua Harian Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) Solo, Virel Wibawa Rosugo, lalu Brand Manager Diplomat Mild, Ratri Nalayani, dan Mohammad Agha yang merupakan atlet esport.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Psikolog Klinis Anak dan Remaja RS. dr. Moewardi Solo, Elina Raharisti Rufaidhah, mengatakan semula esport dipandang sebelah mata oleh para orang tua yang berorientasi mata pelajaran. Di sisi lain orientasi itu mereduksi tingkat kreativitas anak-anak karena tidak sisi rekreasi dan mengatasi frustasi anak-anak. Dalam esport memiliki tantangan luar biasa seperti pengambilan keputusan secara cepat dan harus multitasking.

Baca Juga: 107.389 Peserta Ramaikan Piala Presiden Esports 2021, Mau Ikut?

“Menjadi sukses tidak harus menyoal akademisi atau ranking. Dari anak kecil hingga orang tua menikmati sekali gadget. Daripada disalurkan ke hal-hal negatif lebih baik difasilitasi esport sendiri sebagai perkembangan zaman,” kata Elina.

Ia menambahkan peran aktif orang tua dalam memantau anak-anaknya sangat penting seperti aturan. Seperti cabang olahraga lain, terjun ke esport memiliki batasan penting seperti aturan waktu. Orang tua harus mengajarkan tata kelola emosional sejak kecil dan konkret dari usia dini.

“Jangan sekali-sekali mengatakan jangan dan tidak boleh, dirangkai dengan kalimat pembalikan,” kata dia.

Sinoeng Noegroho Rachmadi mengatakan tidak ada pertumbuhan dalam zona nyaman dan tidak ada kenyamanan dalam proses pertumbuhan. Sehingga pandangan positif dan negatif tentang esport merupakan hal yang biasa.

“Kini para anak muda dalam diam menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Atlet esport tidak hanya menghasilkan cuan tetapi interelasi. Tidak hanya anak muda butuh nasihat tetapi anak muda perlu didengar. Bahkan tak jarang para muda dihadapkan dengan lawan bermain asal luar negeri,” kata dia.

Ia menambahkan dalam hal apapun selalu ada pandangan positif dan negatif. Komunikasi orang tua dan anak menjadi sangat penting. Komunikasi orang tua dan anak harus berjalan langsung agar tidak ada salah interpretasi.

Baca Juga: Batal Hari Ini, Balapan IATC di Mandalika Diundur Bareng WSBK

Mohammad Aga mengatakan selama berkarier ia sering bertemu dengan teman bermain asal luar negeri seperti Myanmar dan Vietnam. Sehingga ia menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Ia menambahkan sudah empat tahun bermain di dunia esport. Hasilnya berbagai kejuaraan dengan hadiah puluhan juta berhasil diraih.

“Percaya saja kepada anak-anak bahwa akan berhasil. Kalau orang tua sudah percaya pasti anak-anak akan sukses, doa orang tua itu paling manjur,” kata dia.

Ketua Harian Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) Solo, Virel Wibawa Rosugo, mengatakan sehat dan berprestasi merupakan hal yang relevan dengan para atlet esport. Talk show sebagai sarana edukasi dapat membuka wawasan kepada para atlet dan orang tua. Atlet menjadi menambah wawasan bukan sekedar mengejar prestasi esport namun tetap menjaga kesehatan. Lalu, sarana itu dapat membuka wawasan orang tua untuk mengarahkan para anak-anak mereka.

“Orang tua bisa mengarahkan anak untuk tetap menjalankan kewajiban mereka seperti belajar. Harus ada dorongan dari orang tua juga untuk membentuk pola kompetitif sejak anak-anak. Minimal orang tua harus tahu agar anak-anak tidak terbebani,” kata dia.

Baca Juga: 50-An Pemain Jalani Laga Pemanasan “Solopos Diplomat Esport” Malam Ini

Brand Manager Diplomat Mild, Ratri Nalayani, mengatakan diskusi esport secara mendalam merupakan poin penting dalam pengembangan esport. Sejauh ini masih sedikit ulasan esport secara umum seperti segi-segi psikologis anak.

“Tidak akan ada atlet hebat tanpa ada dukungan. Ini dapat membuka mata orang tua agar tidak takut memberi kepercayaan orang tua ke anak,” kata dia.

Ia mengakui saat ini masih ada pandangan negatif tentang esport dari orang tua ke anak. Meskipun pandangan negatif itu berangsur-angsur memudar di setiap tahunnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya