SOLOPOS.COM - Emoji wanita berjilbab (The Verge)

Solopos.com, BANTUL — Kasus dugaan pemaksaan berjilbab siswi di SMAN 1 Banguntapan belum kelar, kini muncul lagi cerita pemaksaan siswi untuk berjilbab di sekolah negeri di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Seorang siswi di SMPN 1 Pandak, Bantul, diduga dipaksa seorang guru untuk berjilbab.

Pihak sekolah telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Mereka berdalih kejadian itu hanya miskomunikasi antara guru dan siswi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Orang tua siswi yang dipaksa berjilbab, Lambang, mengatakan peristiwa kurang mengenakkan itu terjadi pada 15 Juli 2022. Waktu itu, anaknya terpilih menjadi salah satu perwakilan audisi bernyanyi di tingkat kabupaten.

Karena kebutuhan video klip bernyanyi, dari pihak guru pembimbing, guru vokal, dan siswi bersepakat untuk mengenakan kostum nasional, yaitu batik lengan panjang, rok panjang, dan tanpa berjilbab.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat proses latihan tersebut kebetulan ada jam mata pelajaran yang harus diikuti. Ketika siswi tersebut masuk kelas, dia ditanya oleh seorang guru terkait dengan alasan tidak mengenakan jilbab.

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal, Bupati: Jangan Ada Main Hakim Sendiri!

Anaknya telah membeberkan alasan tidak mengenakan jilbab, karena ada pembuatan video klip untuk audisi bernyanyi tingkat kabupaten.

Meski sudah dijelaskan, guru itu tetap kekeh pembuatan video klip bisa mengenakan jilbab. Padahal dari hasil koordinasi antara siswi dan guru pembimbingnya serta guru vokal disepakati pembuatan video klip hanya mengenakan kostum batik lengan panjang, rok panjang tanpa jilbab.

“Bu guru ngendika [bicara] lagi, kalau kamu mau benci ibu silakan, anak saya menjawab langsung, tidak Bu, karena ibu berbicara seperti ini untuk kebaikan saya juga. Terus ibu guru bicara lagi, dengan mengutip ayat Al-Quran yang di situ ada larangan kalau wanita muslim tidak boleh melepas hijab,” kata Lambang mengutip dialog anaknya dengan guru, saat dihubungi Rabu (3/8/2022).

Baca Juga: Meresahkan! Dua Hari, 10 Rumah di Tanjungsari Gunungkidul Kemalingan

Orang Tua Keberatan

Tidak hanya sampai situ, Lambang menuturkan guru tersebut juga bertanya terkait dengan agama anaknya. Padahal sudah jelas anaknya Islam dan saat sekolah setiap hari juga mengenakan jilbab. Hanya saat pengambilan video untuk kepentingan audisi yang sudah disepakati tidak mengenakan jilbab.

Lambang mengaku keberatan dengan nada bicara guru tersebut karena bisa mempengaruhi psikologis anak. Apalagi setelah itu anaknya dipanggil dan dihadapkan dengan sejumlah guru agar tidak memperpanjang persoalan yang terjadi sebelumnya.

Dia kemudian mendatangi sekolah pada 19 dan 20 Juli 2022 untuk menemui guru tersebut dan kepala sekolah.

“Saya sudah bertemu dengan guru yang bersangkutan, kepala sekolah dan guru Bimbingan Konseling untuk klarifikasi kejadian,” katanya.

Baca Juga: Guru SMP di Gunungkidul Ditemukan Meninggal di Rumah, Begini Kondisinya

Untuk saat ini, dia menganggap saat ini kasus tersebut sudah terkondisi. Anaknya juga sudah kembali sekolah seperti biasa.

Jangan Terulang Lagi

Lambang berharap kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari karena sekolah tempat anaknya menimba ilmu merupakan sekolah negeri yang tidak boleh mewajibkan siswinya untuk mengenakan jilbab, kecuali untuk keseragaman dan kesepakatan bersama ia tidak mempersoalkannya.

“Sehari-hainya anak saya juga pakai jilbab, cuma karena acara pengambilan video itu aja tidak mengenakan jilbab karena untuk kepentingan audisi,” ucapnya.

Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul yang membidangi pendidikan, Suratman, mengaku sudah mendengar peristiwa tersebut dari keluarga. Bahkan pada Rabu ini, semua anggota Komisi D sudah mendatangi langsung SMPN 1 Pandak untuk minta klarifikasi dari sekolah.

Komisi D ditemui kepala sekolah, guru yang bersangkutan, dan juga perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul.

Baca Juga: Jadi Tersangka Tawuran, Tagar Bebaskan 5 Warga DIY Trending di Twitter

“Terkait dengan persoalan itu bahwa betul ada kejadian peneguran tidak pakai hijab,” kata Suratman.



Namun persoalan itu diakui Suratman sudah selesai, gurunya sudah minta maaf dan mengakui ada kesalahan, dan siswanya juga sudah kembali sekolah seperti biasa.

Dia mengapresiasi siswi yang ditegur itu juga mentalnya cukup kuat dan sudah seperti biasa lagi di sekolah.

Permasalahan Rampung

Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini juga kembali menghubungi ayah kandung siswa tersebut untuk memastikan apakah masih ada ganjalan atau tekanan dan sebagainya.

“Saya juga menelepon bapak kandungnya saya takut kalau ada tekanan ternyata pak Lambang sudah merasa enjoy dan anak dijawab anak saya sudah masuk sekolah sudah nyaman tidak ada tekanan batin,” katanya menirukan perkataan ayah kandung siswi.

Ia juga melihat hubungan siswi dan guru yang bersangkutan sudah baik.

Agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali, Suratman berharap agar guru mengajar sebagaimana tugas pokok dan fungsinya dan mengedepankan nilai-nilai pancasila. Ia tidak ingin ada kasus intoleransi di dunia pendidikan, terlebih di sekolah negeri.

Baca Juga: Belasan Sekolah di DIY Berbisnis Seragam dengan Siswa, Begini Modusnya

Terpisah, Kepala SMPN 1 Pandak, Wajiana mengatakan kasus peneguran siswa untuk mengenakan jilbab oleh salah satu gurunya hanya kesalah pahaman dan kasus tersebut sudah diselesaikan dengan baik pada 20 Juli lalu.

“Hanya miskomunikasi dan orangtuanya juga sudah menyadari itu kurang komunikasi dan kesalahpahaman,” katanya.

Ia memastikan tidak ada aturan kewajiban bagi siswi di SMPN 1 Pandak untuk mengenakan jilbab. Sanksi bagi yang tidak mengenakan jilbab juga tidak ada.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Pemaksaan Jilbab Kembali Terjadi di Sekolah Negeri Bantul, Begini Kronologinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya