SOLOPOS.COM - Petugas dari Pemkot Solo mendata sejumlah hunian yang berada di kawasan Bong Mojo sisi barat, Jebres, Solo, Kamis (14/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Aktivitas warga di kawasan Bong Mojo, Jebres, Solo, tidak berhenti pada jual beli lahan dan mendirikan hunian liar permanen atau semi permanen. Mereka juga membongkar makam di lokasi itu untuk mendapatkan tanah yang memadai guna membangun hunian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan penelusuran Tim Solopos mengenai praktik jual beli lahan makam tersebut, belum lama ini, makam yang dibongkar biasanya dipilih yang angka tahunnya sudah tua, sebelum tahun 2000. Selain itu makam yang sudah jarang atau tidak pernah lagi dikunjungi oleh ahli waris dan kerabat orang yang dikubur.

Seperti diketahui, hunian liar marak didirikan warga di lahan Bong Mojo. Di lahan tersebut, khususnya di sisi barat masih ada ratusan makam yang belum dibongkar dan dipindahkan oleh Pemkot Solo bersama ahli waris makam.

Saat proses jual beli lahan, atau warga menyebutnya pembersihan lahan atau babat alas, warga juga membongkar makam yang masih ada di kawasan Bong Mojo, Solo. Hal itu karena warga membutuhkan tanah yang memadai di antara makam-makam untuk membangun rumah.

Salah seorang warga, Km, membangun rumahnya dengan fondasi yang kokoh. Sebelumnya, ia menambah tanah di belakang rumahnya agar tinggi antara bagian depan dan belakangnya sama.

Baca Juga: Laris! Pembeli Saling Serobot demi Sepetak Lahan Makam Bong Mojo Solo

“Bangunnya sih tidak susah, cuma awalnya nambah tanah yang di belakang, soalnya biar tingginya sama, terus bikin fondasi, memasang septic tank, terus sudah dibangun tembok dari bata putih, disusun, tidak sampai setahun jadi, sampai atapnya,” jelasnya.

tanah bong mojo solo kuburan dijual lahan makam
Hunian warga berdiri tanpa izin di kawasan Makam Bong Mojo, Jebres, Solo, Sabtu (9/7/2022) siang. (Solopos/Kurniawan)

Menurut warga yang bekerja sebagai kuli bangunan tersebut, mudahnya memasang fondasi juga tidak lepas dari kondisi tanah yang stabil. “Di sini lahannya kan tidak gerak, jadi cukup mudah buat memasang fondasi,” jelasnya.

Opsi Terakhir

Namun, di belakang rumah Km di lahan Bong Mojo, Solo, masih ada sisa-sisa batu nisan yang belum selesai dibongkar. Menurutnya, batu nisan tersebut juga masih merupakan kavelingnya. Ia melindungi bangunan sisa-sisa nisan tersebut menggunakan bambu sebagai penanda.

“Itu masih masuk kaveling saya. Makamnya sudah lama tidak dikunjungi, sekarang sudah rusak dan runtuh, saya pagari dulu pakai bambu. Rencananya mau diruntuhkan sekalian terus dibangun dapur atau nanti lihat fungsinya, butuhnya apa,” terangnya.

Baca Juga: Ternyata, Ada Penggede Di Balik Jual Beli Tanah Makam Bong Mojo Solo?

Warga lain, Sy, membenarkan adanya praktik pembongkaran makam. Namun, ia menegaskan tidak sembarang makam dibongkar. Ia melihat dulu tanggal kematian sang jenazah yang tertulis di batu nisan dan apakah masih dikunjungi keluarganya atau tidak.

“Kalau bongkar, masih ada yang bongkar makam, tapi tentu tidak sembarangan kami sikat semua. Dilihat dulu kalau tanggal meninggalnya sudah di bawah tahun 2000 dan misal sudah rusak atau jarang dikunjungi, ya kami bongkar atau biasanya kami tutup dengan tanah, lalu bikin bangunan di atasnya,” ungkapnya.

Menurutnya, pembongkaran makam di lahan Bong Mojo, Solo, adalah hal yang terakhir dilakukan alias kalau sudah terpaksa. Menurutnya, celah antara makam satu dengan makam yang lain sebenarnya cukup luas.

“Sebenarnya, kalau kepepet saja untuk bongkar atau tutup makam, soalnya tidak berani juga, kalau tiba-tiba ditengok oleh keluarga jenazah kan tidak elok. Selain itu, lahan di antara makam juga cukup luas. Jadi ya opsi terakhir untuk nutup atau bongkar makam,” ucap warga yang mengaku punya dua lahan di kawasan makam Bong Mojo.

Baca Juga: Gibran akan Bawa Kasus Jual Beli Tanah Bong Mojo Solo ke Jalur Hukum

Sejarah Bong Mojo

Berdasarkan catatan Solopos.com, lahan makam Bong Mojo di Jebres, Solo, diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Bahkan lokasi yang kini menjadi Tugu Cembengan dulunya merupakan pintu masuk permakaman orang keturunan Tionghoa yang meninggal saat Geger Pecinan di Keraton Kartasura pada 1740-an.

Bong Mojo 1930an lahan makam solo
Bong Mojo pada 1930an. (ANRI)

Kini makam-makam di kawasan sekitar Tugu Cembengan sudah tidak ada. Begitu juga makam orang Tionghoa di kawasan kampus UNS. Laman resmi UNS Solo menyebut lahan yang sekarang menjadi lokasi kampus pusat UNS dulunya merupakan permakaman orang Tionghoa, dengan sebagian kecil makam untuk umum dari bebagai etnis.

Sedangkan mengenai lahan makam Bong Mojo, Mipitan, Jebres, Solo, tidak diketahui secara pasti sejak kapan mulai menjadi permakaman. Melihat lokasinya yang tak jauh dari kampus UNS, ada kemungkinan makam Bong Mojo sama tuanya dengan makam-makam di UNS maupun di sekitar Tugu Cembengan.

Baca Juga: Bong Mojo Akan Dikosongkan, Ahli Waris Bongkar Makam Keluarga

Dari bentuknya, makam orang keturunan Tionghoa biasanya dibangun dengan konstruksi kokoh, megah, dan bernilai seni tinggi. Fisik makam tidak hanya sebagai simbol status orang yang meninggal tapi juga terkait tradisi dan kepercayaan yang diwariskan para leluhur.

Membangunnya pun tidak bisa sembarangan. Ada pakem atau aturan-aturan yang mesti dipenuhi karena terkait penghormatan terakhir bagi orang yang meninggal sekaligus keberuntungan dan keselamatan orang yang ditinggalkan.

Di sisi lain, Pemkot Solo sebelumnya telah membongkar ratusan makam di lahan Bong Mojo Solo sisi timur. Tanahnya selanjutnya akan dipakai membangun pasar mebel. Selanjutnya Pemkot berencana membongkar makam di sisi barat Bong Mojo.



Dalam pembongkaran makam tersebut, Pemkot tidak sembarangan. Makam didata kemudian dicari ahli warisnya. Pembongkaran makam disaksikan oleh ahli waris sementara badan dan isi makam diserahkan kepada ahli waris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya