SOLOPOS.COM - Anjing-anjing itu juga dilatih untuk mendeteksi penyakit seperti malaria, kanker, dan Parkinson. (Reuters)

Solopos.com, SANTIAGO DE CHILE Mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19 umumnya menggunakan alat pengukur suhu tubuh hingga tes usap (swab test). Namun bandara internasional Santiago Chile di Chili memakai pendekatan berbeda. Mereka menggunakan anjing untuk mengendus penumpang untuk mencari orang dengan gejala Covid-19.

Menyadur Reuters, Sabtu (2/1/2021), sekelompok anjing jenis Golden Retriever dan Labrador ditugaskan mengendus penumpang dengan kecenderungan terinfeksi virus dan mendapatkan makanan. Anjing-anjing itu memakai jaket biodetektor berwarna hijau dengan tanda silang merah di atasnya.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Baca Juga: Kasus Kematian karena Covid-19 di Klaten Bertambah 8 Orang, Terbanyak dari Delanggu

Penumpang pesawat akan menjalani pemeriksaaan di pos pemeriksaan kesehatan bandara sebelum lepas landas. Mereka akan diminta untuk menyeka leher dan pergelangan tangan dengan kain kasa yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah kaca. Lalu kain kasa ini akan dikirim ke anjing untuk melihat apakah mereka mendeteksi Covid-19 dari kain tersebut.

Selama ini anjing pelacak terkenal karena dapat mengendus obat-obatan terlarang dan bahan peledak. Namun anjing-anjing itu juga dilatih untuk mendeteksi penyakit seperti malaria, kanker, dan Parkinson.

Anjing Terlatih

Anjing-anjing yang dilatih untuk mendeteksi virus corona baru mulai mengendus sampel penumpang di bandara di Uni Emirat Arab dan Finlandia.

Baca Juga: Tim Gabungan Operasi Yustisi di Sragen Saat Jateng di Rumah Saja

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa anjing dapat mengidentifikasi individu yang terinfeksi dengan akurasi 85 persen hingga 100 persen dan mengetahui tidak ada infeksi dengan akurasi 92 persen hingga 99 persen.

Polisi Carabinero Chili melatih anjing-anjing itu untuk dapat mendeteksi virus corona. Inspektur Jenderal Esteban Diaz mengatakan anjing memiliki lebih dari tiga juta reseptor penciuman, di mana 50 kali lipat lebih banyak daripada reseptor manusia. Sehingga membuat hewan itu ditempatkan secara unik untuk membantu melawan virus corona.

Menurut laporan Reuters, infeksi di Chili mencapai puncaknya pada bulan Juni, tetapi kini mulai meningkat lagi dengan rata-rata sekitar 2.000 kasus baru setiap harinya. Chili memiliki total 589.189 kasus yang dikonfirmasi dan 16.217 kematian akibat penyakit tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Festival Santet Perdunu, Pemuda Muhammadiyah Jatim: Silakan Kalau Hiburan Semata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya