SOLOPOS.COM - Pantai Parangkusumo, Bantul, DIY. (Facebook)

Solopos.com, JOGJA — Bukan hanya malam Jumat Kliwon, malam Selasa Kliwon juga dianggap keramat oleh sebagian masyarakat Jawa. Berdasarkan mitos yang berkembang dan diyakini masyarakat, malam tersebut dianggap sebagai waktu mahkluk gaib bergentayangan.

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (13/1/2022), asal mula malam Jumat dan Selasa kliwon dianggap sebagai malam keramat berdasarkan laku para tokoh spiritual leluhur. Malam ini merupakan puncak dari tradisi puasa selama 40 hari yang dilakukan masyarakat Jawa.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Di kawasan Cepuri dan Pantai Parangkusumo, Yogyakarta, puncak puasa 40 hari juga terjadi pada malam Jumat kliwon dan malam Selasa kliwon. Namun ada perbedaan dari segi pelaksanaan ritual di masing-masing malam puncak.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Asal Usul Jumat Kliwon Jadi Malam Keramat

Juru kunci sekaligus warga Pantai Parangkusumo, RP Suraksotarwono, setiap daerah di Jawa memiliki ritual berbeda. Pada kedua malam itu, masyarakat Yoggyakarta dan sekitarnya melakukan ritual di Sela Sengker di kawasan Cepuri.

Pelaku ritual mempercayai ada penunggu di kawasan itu yang haris diberi sesajen. Mereka adalah Mbok Nyi Roro Kudul yang merupakan wakil dari Ratu Kidul atau Gusti Kanjeng Ratu Kidul, sebagai penguasa laut selatan.

Juru kunci tersebut menjelaskan bahwa orang yang melakukan ritual untuk Mbok Roro Kidul adalah mereka yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan suatu keinginan. Mbok Roro Kidul digambarkan sebagai jin yang dapat memberi pertolongan. Sedangkan orang yang melakukan ritual untuk Nyi Roro Kidul adalah sosok yang baik hati dan akan mempertemukan peziarah dengan Ratu Kidul.

Baca juga: Malam Jumat Pon, Dianggap Waktu Tepat Ziarah ke Makam Pangeran Samudro

Setiap ritual berlangsung, kawasan tersebut menjadi sangat kental dengan aroma mistis. Maka tidak heran jika malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon selalu dianggap keramat. Setiap ritual berlangsung, peziarah yang melakukan doa di Batu Sengker kemudian menaruh seluruh untuk Gusti Kanjeng Ratu Kidul dan nantinya akan dilabuh doi Pantai Parangkusumo yang jaraknya 300 meter di sebelah selatan Cepuri.

Labuhan ini sebagai lambang persembahan kepada Ratu Kidul agar doa-doa yang disampaikan dapat terkabul. Selanjutnya, barang-barang yang dilabuh itu biasanya diperebutkan oleh warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya